609 Ha Sawah di Pringsewu Diikutkan Program AUTP

oleh -414 views
oleh

PRINGSEWU – Seluas 600 hektare (ha) tanaman padi pada lahan sawah di Pringsewu tahun ini mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Program AUTP ini sudah berjalan sejak 2017.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebut, banyak pencapaian sejak penerapan asuransi pertanian. Dengan ikut asuransi pertanian ini agar petani merasa aman untuk berproduksi.

“Kita tidak ingin kalau kena bencana alam seperti banjir, kekeringan, bencana alam, atau sapi yang mati itu menyebabkan petani yang rugi,” kata Mentan SYL, Sabtu (19/12).

Setelah bergabung dalam sebuah kelompok tani dan memahami manfaat jaminan kerugian yang didapat dari program asuransi pertanian, maka petani bisa segera mendaftarkan diri. Namun, waktu pendaftaran biasanya paling lambat berlangsung 30 hari sebelum musim tanam dimulai.

“Untuk mendaftarkan diri, petani juga akan mendapat pendampingan khusus dari petugas UPTD Kecamatan serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL),” pungkas Mentan SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan, asuransi ini sangat diperlukan untuk menanggulangi kerugian sektor pertanian bila disebabkan faktor alam dan OPT. Asuransi ini belum menjadi culture dan AUTP ini menjadi persyaratan KUR (Kredit Usaha Rakyat).

“Petani diharapkan tidak ragu untuk mendaftar AUTP karena program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan bagi petani,” kata Sarwo Edhy.

Syarat utama AUTP adalah petani harus tergabung dalam kelompok tani dan mendapat surat keputusan atau sejenisnya (registrasi kelompok) dari Dinas Pertanian.

Pemberdayaan petani harus melalui kelompok tani dan tidak dapat secara mandiri dengan harapan petani dapat meningkatkan pengetahuan terkait sarana produksi sampai dengan strategi pemasaran yang tepat.

“Hal tersebut juga sesuai dengan  UU No. 19/2013 yang mengamanatkan perlindungan usaha tani dalam bentuk asuransi,” ungkap Sarwo Edhy.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, Maryanto mengatakan, AUTP bermanfaat untuk memberikan perlindungan kepada petani dari ancaman risiko gagal panen akibat banjir, kekeringan, penyakit, dan serangan hama.

“Di wilayah Pringsewu ini biasanya terjadi banjir saat musim rendeng, kekeringan, dan serangan hama wereng cokelat,” kata Maryanto.

Dia menambahkan tahun ini petani di Pringsewu mendapat jatah bantuan pemerintah masuk program AUTP dengan areal lahan seluas 20 ha.

“Kuota bantuan tahun ini hanya 20 ha, berupa bantuan kepada tiap petani sebesar 80 persen dari besaran premi Rp 180 ribu. Dengan nilai petanggungan klaim Rp6 juta per ha,” kata dia.

Lahan sawah di Kabupaten Pringsewu sudah memasuki masa tanam (MT) II (musim tanam rendeng) periode Oktober-Maret. Petani kini tengah sibuk menggarap lahan sawah untuk ditanami padi. Maryanto mengatakan Kabupaten Pringsewu memiliki areal lahan sawah seluas 13.928 hektare (ha).

“Dari luas lahan tersebut, sekitar 90 persen sudah tanam padi musim rendeng,” kata Maryanto.

Dia mengatakan, pada masa tanam rendeng ini pihaknya menargetkan luasan lahan sawah dapat ditanami padi 100 persen.

“Kami optimistis semua luas lahan bisa tanam padi 100 persen, karena ketersediaan air melimpah di musim penghujan ini,” kata Maryanto.

Menurutnya, pada masa tanam musim penghujan lahan persawahan di Pringsewu dapat ditanami padi secara keseluruhan oleh petani dibandingkan masa tanam gadu atau musim kering.

“Sekitar 8.800 ha luas sawah di Pringsewu sudah teraliri jaringan irigasi. Selebihnya irigasi pompa,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *