Badan Usaha Milik Kelompok Tani di NTT akan Diwujudkan Kementan untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani

oleh -451 views
oleh

NUSA TENGGARA TIMUR – Pertanian Indonesia menjadi sektor yang mampu bertahan di tengah tekanan pandemi covid-19 sepanjang tahun 2021. Untuk itu, Kementan berupaya membantu agar kesejahteraan petani meningkat dengan berupaya mewujudkan badan usaha milik kelompok tani.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyebutkan upaya pemerintah dalam mendorong daya saing produk pertanian di pasar ekspor sekaligus memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dimana peningkatan SDM, diversifikasi pertanian, teknologi, hingga digitalisasi menjadi fokus Kementan kedepan.

Kebutuhan atau permintaan pasar akan produksi pertanian semakin tinggi sehingga para petani didorong meningkatkan produksi.

“Hal ini juga sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo bahwa pembangunan sektor pertanian harus diupayakan dengan berbagai langkah dalam mempersiapkan pangan rakyat Indonesia yang berorientasi pada tercapainya kesejahteraan dan peningkatan pendapatan petani. Daerah-daerah yang memiliki potensi dan produktivitasnya tinggi harus diintervensi dengan berbagai terobosan teknologi,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, pendapatan petani bisa meningkat jika masyarakat mengkonsumsi pangan lokal.

Untuk itu, kembali mengajak seluruh insan pertanian juga masyarakat untuk mengkonsumsi pangan lokal.

“Semua insan pertanian dan masyarakat harus mengkonsumsi pangan lokal, hindari pangan impor. Pangan lokal kita banyak, harus dimanfaatkan,” katanya.

Menurutnya, dengan mengkonsumsi pangan lokal maka kita dapat membendung pangan impor dan pada akhirnya petani kita menjadi bersemangat mengolah tanah hingga menjadi lebih sejahtera.

“Kita harus mampu mengekspor pangan kita ke negara lain. Untuk memenangkan persaingan kunci nya adalah kita harus mampu bersaing. Insan pertanian kita harus mempunyai daya saing,” katanya.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Setda Kabupaten Kupang, Mesak Elfeto, menyampaikan saat workshop peningkatan nilai tambah, daya saing dan pemasaran produk pertanian guna meningkatkan pendapatan petani wilayah READSI Kabupaten Kupang, di Oelamasi, Kabupaten Kupang, NTT, Jumat (11/3/2022).

“Petani harus meningkatkan produksi pertanian dan menggunakan teknologi untuk memudahkan produksi  karena kebutuhan pasar sangat tinggi,” tegas dia.

Menurut dia, peningkatan produksi pertanian dapat meningkatkan pendapatan petani secara individu dan kelompok, sehingga petani lebih maju dan mandiri.

Kemiskinan di Kabupaten Kupang, kata dia, akibat rendahnya produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas.

Dirinya mendorong akses pasar bagi petani secara digital maupun langsung guna mempercepat penjualan.

“Petani miliki lahan yang luas namun masih ada di bawah garis kemiskinan karena kurang adanya edukasi dan motivasi bagi petani,” jelasnya.

Deputi Manajer DPMO Kabupaten Kupang, Lucia, menilai posisi tawar bagi produksi para petani masih lemah karena petani masih menjual hasil panen dengan sangat murah di pasar.

Itu terjadi karena petani belum memaksimalkan berkelompok dengan benar READSI membangun kelompok untuk meningkatkan  daya jual hasil petani dengan pelatihan-pelatihan yang diberikan. juga mengurangi cost produksi serta mendorong kelompok untuk menjadi berbadan usaha.

Program READSI hadir di 6 Provinsi dan 18 Kabupaten bertujuan meningkatkan penghidupan petani kurang mampu di daerah sasaran.

Tidak hanya berfokus pada kelompok komoditas tanaman pangan, READSI juga menyasar kelompok pemanfaatan pekarangan, sayur, buah, perkebunan hingga peternakan.

Untuk kelompok pemanfaatan pekarangan karena READSI ingin keterlibatan wanita tani yang berdampak signifikan pada ketahanan pangan dan pemenuhan gizi keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *