Banyak Manfaat, Sosialisasi Asuransi Pertanian Terus Dilakukan di Garut

oleh -551 views
oleh

GARUT – Pentingnya asuransi untuk menjaga lahan pertanian, terus disosialisasikan di Garut, Jawa Barat. Kementerian Pertanian mendukung kegiatan ini lantaran asuransi pertanian memiliki banyak manfaat. Asuransi juga bisa membatu petani terhindar dari kerugian saat gagal panen.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bisa mengganti kerugian pada lahan pertanian yang gagal panen.

“Bencana ini jelas tidak kita harapkan. Oleh karena itu, kita berharap petani bisa menjaga lahan pertaniannya agar tidak menderita kerugian. Cara terbaik untuk menjaga lahan adalah dengan mengikut sertakan pada asuransi,” tutur Mentan SYL, Minggu (13/12/2020).

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy mempertegas hal tersebut.

“Asuransi adalah bagian dari mitigasi bencana. Dengan asuransi, petani tidak akan merugi meski lahannya gagal panen. Karena ada klaim yang akan dibayarkan pihak asuransi. Klaim tersebut bisa membantu petani memulihkan pertanian, dan memiliki modal untuk menanam kembali,” katanya.

Sarwo Edhy menjelaskan, petani yang belum paham atau ingin mengikuti program ini bisa bergabung dengan kelompok tani.

“Petani yang ingin mendapatkan informasi dan mengikuti program ini, bisa bergabung dengan kelompok tani. Karena melalui kelompok tani proses pendaftaran akan lebih mudah dan cepat,” tuturnya.

Kepala Seksi (Kasi) Sarana Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Garut, Dudung Sumirat, mengatakan dengan AUTP petani yang mengalami gagal panen atau terdampak bencana akan mendapat gantu rugi sebesar Rp 6 juta per hektarnya.

Sedangkan besaran premi yang dibebankan kepada petani sekitar Rp 180 ribu per tahunnya.

“Dan sisanya sekitar 80 persen disubsidi oleh pemerintah,” ujarnya, Sabtu (12/12/2020).

Namun sayangnya, terang Dudung, hingga saat ini tingkat kesadaran petani untuk mengikuti program AUTP ini masih sangat rendah. Meski demikian, diakuai Dudung, pihaknya tidak henti-hentinya untuk mengintensifkan sosialisasi program tersebut kepada petani agar bisa dipahami.

Dudung menilai, kendala yang dihadapi para petani saat ini untuk mengikuti program AUTP tersebut karena harus melalui online atau pemanfaatan teknologi digitalisasi.

Untuk memudahkan petani agar bisa mengakses AUTP melalui online tersebut, maka pihaknya pun melibatkan para penyuluh pertanian untuk membantu petani binaannya.

“Hal itu dilakukan agar para penyuluh juga memilki beban dan tanggung jawab terhadap petani binaannya,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *