Berkat RJIT, Petani di Ponorogo Bisa Tanam 3 Kali Setahun

oleh -394 views
oleh

PONOROGO – Petani di Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur merasakan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dari Kementerian Pertanian (Kementan). Program RJIT yang baru selesai dibangun bisa mengairi lahan seluas 50 hektare (Ha).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, kegiatan RJIT dilakukan untuk memastikan lahan pertanian mendapatkan irigasi yang akan menjamin kebutuhan air hingga panen.

“Pengelolaan air dilakukan petani untuk memastikan lahannya bisa terus berproduksi. Pengelolaan air bisa dilakukan salah satunya dengan cara merehabilitasi jaringan irigasi. Sehingga air benar-benar dipastikan mengalir ke lahan pertanian. Pengaturannya pun tepat,” terang Mentan SYL, Rabu (17/2).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, RJIT dilakukan untuk mendukung aktivitas pertanian.

“RJIT bukan hanya membenahi saluran irigasi yang bermasalah. Tetapi juga memaksimalkan fungsi saluran, agar luas areal tanam bisa bertambah. Sehingga diharapkan indeks pertanaman dan provitasnya pun meningkat,” tutur Sarwo Edhy.

Kegiatan RJIT ini dikelola Kelompok Tani (Poktan) Karya Tani di Desa Pomahan, Kecamatan Pulung, Ponorogo. Kelompok tani yang diketuai Sumariyadi ini memiliki lahan seluas 37 hektar yang ditanami padi dan sesekali ditanami jagung saat ketersedian air berkurang.

Dia mengatakan, kondisi Saluran sebelum diperbaiki berupa saluran tanah, sehingga distribusi air ke lahan sawah kurang lancar akibat sering kehilangan air akibat tanah yang porus.

“Kondisi Saluran saat ini menjadi saluran permanen menggunakan konstruksi Ferocement dengan sistem cor di tempat dengan 2 sisi saluran,” ungkapnya.

Luas layanan irigasi sebelum dilakukan rehab saluran, layanan irigasi seluas 50 Ha. Luas layanan irigasi setelah dilakukan rehab saluran layanan irigasi menjadi seluas 55 Ha.

Sementara, produktivitas sebelumnya hanya 7 ton/ha, namun setelah saluran direhab mengalami kenaikan menjadi 7,7 ton/ha. Sebelumnya IP pada lokasi tersebut 250, setelah ada kegiatan intensitas pertanaman (IP) menjadi 300 atau 3 kali tanam dalam 1 tahun.

“Dampak lain dari kegiatan rehabilitasi saluran ini adalah dapat dilakukannya percepatan tanam secara serempak (tanaman padi), serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan saluran irigasi tersebut,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *