Bupati Tegal: Kostratani Solusi Petani Tegal

oleh -564 views
oleh

TEGAL – Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) menjadi solusi pendorong bagi produktivitas pertanian dan Petani di Kabupaten Tegal. Sebab, potensi pertaniannya sangat besar dan beragam. Hal ini dinyatakan langsung oleh Bupati Tegal, Umi Azizah saat menerima kunjungan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, Rabu (09/09).

Menurut Umi Azizah tegal telah melakukan maping komoditi sesuai zonasi wilayahnya yang ditata rapi. Terlebih, Kabupaten Tegal akan membidik penerapan Kostratani pada 18 BPP.

Di tahun ini sedikitnya 4 BPP yang ditunjuk sebagai role model Kostratani di Kabupaten Tegal. Beberapa BPP yang ditunjuk adalah Dukuh Waru dan Lebaksiu. Kandidat lainnya di antara Slawi, Talang, dan Bojong.

“Kami ucapkan terima kasih karena Kostratani juga masuk ke Tegal. Pertanian memang membutuhkan penyuluh dan petani yang lebih cerdas. Tantangan sektor pertanian semakin berat ke depan, apalagi ada Covid-19. Butuh terobosan dan inovasi baru. Kehadiran Kostratani akan mendorong produktivitas pertanian,” ungkap Bupati Umi Azizah.

Digulirkan di Kabupaten Tegal, Kostratani akan menjadi pengungkit produktivitas pertanian. Apalagi, Tegal memiliki zonasi wilayah menurut peruntukan komoditi pertanian. Wilayah Jatinegara, Warurejo, dan Balapulang terkenal sebagai sentra produksi Beras dan Jagung. Daerah Bojong dan Bumijawa menjadi zona pengembangan hortikultura.

Ditegaskan Umi, Tegal juga memiliki sentra penghasil bawang putih di wilayah Tuel, lalu Lebaksiu jadi konservasi varietas lokal. “Daerah Jatinegara menjadi penghasil buah, seperti Durian, Nangka, Alpukat, dan Manggis. Manggis sempat mengisi slot ekspor sebelum terdampak Covid-19”, tutur Umi Azizah.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal Toto Subandriyo mengatakan, Tegal memiliki komoditi lengkap.

“Tegal memiliki komoditi yang sangat beragam. Semuanya sudah tertata menurut wilayahnya masing-masing. Hal ini tentu menjadi potensi menarik karena peruntukannya jelas. Kehadiran Kostratani tentu akan menaikan produktivitas komoditi tersebut,” kata Toto.

Dijelaskan Toto, untuk komoditi beras Tegal rata-rata telah surplus 63 Ribu Ton per Tahun. Jumlah tersebut terserap habis untuk pasar domestik. Adapun pergerakannya di Juli 2020 sudah surplus 26 Ribu Ton. Produktivitas tersebut dihasilkan melalui lahan persawahan seluas 38.447 Hektar.

Toto menambahkan, Kostratani siap diberlakukan menyeluruh di Tegal. “Sesuai harapan masyarakat Tegal, Kostratani bisa diterapkan kepada seluruh BPP di Kabupaten Tegal. Kami memiliki 18 BPP. Saat ini role modelnya baru 4 BPP. Melihat potensi yang ada secara keseluruhan dan komitmen stakeholder pariwisatanya, kami optimistis semua BPP bisa menjadi Kostratani,” tegas Toto lagi.

Sementara Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan secara postur keseluruhan, Tegal memiliki lahan pertanian yang menjanjikan. Luas lahan yang produktif saat ini sekitar 1,47 Juta Hektar. Selain persawahan, lahan keringnya mencapai 87.870 Hektar. Lahan produktif tersebut diusahakan oleh sekitar 75.995 petani. Mereka berlindung kepada sekitar 1.379 lembaga pertanian, lalu 287 Gapoktan.

“Rapor pertanian Kabupaten Tegal memang mengesankan. Potensinya besar dengan kompetensi besar para stakeholder pertaniannya. Pertaniannya sangat sehat. Kemampuan produksi yang ada saat ini masih bisa digenjot lagi. Semua aspek memenuhi persyaratan. Kami akan memberi dukungan penuh,” Dedi Nursyamsi.

Dedi menambahkan potensi sumber daya manusia di Tegal semakin lengkap dengan dukungan para penyuluhnya. Jumlah totalnya ada 289 orang, lalu 24% diantaranya berstatus PNS. Menariknya slot besar 60% diisi penyuluh swadaya.

Secara terpisah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, produktivitas pertanian akan terus tumbuh seiring dukungan penuh dari Kostratani.

“Pertanian Di berbagai daerah akan terus tumbuh bersama Kostratani. Sebab, melalui Kostratani nantinya program Kementan termasuk basic peningkatan kompetensi sumber daya manusianya akan dilakukan. Sehingga potensi daerah yang menjadi lumbung pangan dan potensi ekspor berbagai komoditas secara nasional juga semakin besar,” tutup Mentan Syahrul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *