Dari PWMP Kementan, Petani Milenial Giatkan Diversifikasi Pakan Ternak Melalui korporasi

oleh -1,024 views
oleh

BOGOR – Program inisiasi Kementerian Pertanian, yaitu Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) telah menetaskan banyak pengusaha muda pertanian. Terbukti kini telah banyak Petani Pengusaha Milenial yang tidak hanya sukses sekedar bertani tapi juga berhasil mengembangkan usahanya di bidang pakan ternak dengan omzet fantastis bahkan telah Ekspor.

Salah satunya Tekad Urip Sujarnoko dan Ardiansah yang berhasil merintis usaha produksi pakan ternak yang diberi nama PT. Agro Apis Palacio. Keduanya merupakan alumni Fakultas Peternakan IPB dan mendapatkan program PWMP.

“Awalnya memang dedicated untuk domba dan kambing, tapi sekarang sudah banyak jenis lain. Mulai dari sapi, kelinci dan ada juga untuk lele. Lele ini ada di fasilitas kami yang ada di Lebak, Banten,” ujar Ardiansah, saat ditemui di salah satu lokasi usahanya di Bogor pada Kamis, (21/5).

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (YSL), menaruh harapan pertanian pada generasi milenial. “Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian”, ujar Mentan SYL.

Selain di Bogor dan Banten, PT. Apis juga memperluas wilayah hingga ke Magetan. Saat merintis usaha ini di tahun 2015 Ardiansah dan Tekad melihat adanya peluang bisnis di pakan ternak kambing dan domba.

“Ketika tidak banyak pabrik pakan lain yang fokus ke kambing dan domba karena mungkin kurang ekonomis, justru kami melirik bidang usaha ini,” ungkap Ardiansah.

Saat ini kapasitas produksi PT. Apis telah mencapai mencapai ± 300 ton per bulan. Ardiansah mengaku, untuk pasar terbesar masih di Jawa Barat dan Jabodetabek, walaupun di Jawa Timur sudah mulai besar statistik permintaannya. Bahkan omzet diraih PT. Apis periode ini sudah mencapai 1,5-2 M per bulannya.

5 tahun berjalannya usaha, PT. Apis terus berkembang dan saat ini sudah memiliki unit usaha lain, seperti farm, pengolahan limbah, dan produksi susu. Bahkan sudah menembus pasar ekspor ke Oman, Somalia.

Lebih lanjut disampaikan Ardiansyah, selain produksi pakan, juga terdapat unit usaha lain. Dalam pengembangannya, dirinya dan rekannya Tekad merangkul banyak pengusaha muda lainnya untuk bekerjasama dengan sistem joint venture, di antaranya Richard yang memiliki usaha peternakan domba dan Praselta yang memiliki usaha aqiqah.

Richard juga merupakan salah satu alumni IPB yang menerima manfaat PWMP pada tahun 2019. Saat ini, ternak di kandangnya mencapai 200 ekor domba untuk tujuan perbesaran. Sumber pakan untuk ternaknya berasal dari PT. Apis dan fermentasi rumput yang diproduksi mandiri.

Berbeda dengan Ardiansah dan Ricard, Praselta bersama kedua temannya (Andi dan Dzaky) menekuni usaha di bidang aqiqah yang diberi nama Aqiqah Dinar. Domba yang digunakan berasal dari kandang sendiri, yang didukung oleh kedua rekanannya.

“Per bulannya bisa potong domba sekitar 80 ekor, kami juga menjaga kualitas produk, domba dan kambing yang digunakan berada di bawah pengawasan dokter hewan, serta pemotongan dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) berstandar ISO”, ungkap Praselta.

Selain itu Praselta bersama rekan-rekannya melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi produksi dan memberikan pelatihan kepada SDM yang dibina.

“Itulah bedanya pengusaha jaman dulu dan pengusaha muda jaman milenial. Kalau jaman dulu, usaha dianggap sebagai kompetisi. Kalau pengusaha muda milenial ini, justru menghilangkan kata kompetisi, yang ada kolaborasi dan sinergi,” ujar Iwan salah satu peserta yang yang mengikuti pelatihan.

Secara terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan, Dedi Nursyamsi selaku menegaskan dalam berbagai kesempatan penumbuhan wirausahawan muda pertanian menjadi salah satu upaya untuk menumbuhkembangkan minat generasi milenial akan dunia pertanian.

“Dalam pelaksanaannya, Kementerian Pertanian bekerjasama dengan banyak pihak, termasuk Perguruan Tinggi Mitra, yang salah satunya adalah IPB, Bogor. Diharapkan melalui program PWMP mampu mewujudkan target 2,5 juta petani milenial dalam 5 tahun”, ujar Dedi.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arshanti yang ikut berkunjung ke lokasi menyampaikan dukungan penuh Kementerian Pertanian kepada petani pengusaha milenial dalam mengembangkan usaha taninya.

“Kami akan mendukung petani milenial ini untuk terus berkembang. Tidak hanya yang sudah besar saja, tetapi juga yang masih merintis. Kami akan hubungkan dengan pihak-pihak lain yang bisa membantu, seperti misalnya market place, atau bantuan modal, pelatihan juga bisa,” ujar Idha.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *