Di Tahun 2021, Kementan Maksimalkan Fungsi BPP

oleh -489 views
oleh

CIAWI – Di tahun 2020, Balai Pusat Penyuluhan (BPP) didorong lebih banyak menjalankan fungsi sebagai pusat data dan informasi. Di tahun 2021, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) akan semakin memaksimalkan peran dan fungsinya dalam mendukung pembangunan pertanian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, BPP harus mengambil peran dalam pembangunan pertanian. BPP harus mendukung pertanian yang maju, mandiri, dan modern.

“Kementerian Pertanian akan terus berupaya mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern. Hal tersebut bisa diwujudkan jika pertanian memiliki SDM berkualitas. Dan itu menjadi salah satu peran dan fungsi BPP yang akan kita maksimalkan di tahun ini,” ucap Mentan SYL.

Sedangkan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan peran dan fungsi BPP harus lebih maksimal lagi di tahun 2021. Hal ini disampaikan saat Koordinasi Penguatan Penyelenggaraan Pelatihan Pertanian Tahun 2021, Rabu (13/1/2021).

“Di tahun 2020, kita sudah bekerja keras menjadikan BPP sebagai pusat data dan informasi. BPP kita lengkapi dengan komputer dan IT. Sarana IT yang diberikan sudah dimanfaatkan, sudah digunakan untuk mengikuti program-program pelatihan penyuluhan. Sehingga di tahun 2020, tidak kurang dari 1 juta follower mengikuti program program pertanian. Dengan terkoneksi AWR, berarti BPP sudah melaksanakan peran sebagai pusat gerakan pertanian,” katanya.

Dijelaskan Dedi Nursyamsi, tahun ini peran tersebut ditambah, dan semakin dimaksimalkan. Salah satunya, BPP akan menjalan fungsi sebagai pusat agrobisnis.

Dedi Nursyamsi menegaskan, petani sudah tidak bisa sendiri-sendiri.

“Kalau digabungkan, hasilnya akan menguntungkan. Siapkan pola tanam dengan mengunakan alsintan. Tapi kalau hanya dua hektar rugi, karena dalam satu hari alsintan bisa menghasilkan 8 hektare,” katanya.

Begitu juga untuk kebutuhan pupuk petani yang lebih baik jika dikelola dalam korporasi, pengemasan sampai pendistribusian pun bisa dilakukan bersama agar hasilnya lebih banyak.

Dedi meminta BPP membangun kemitraan. Poktan, Gapoktan, badan usaha milik petani, juga harus ada di korporasi. Kalau sudah ada di dalam korporasi, bangun kerjasama dengan kemitraan, stakeholder, eksportir. Kalau petani mau berbisnis, harus punya modal, modalnya bisa didapat dari KUR di BRI, Mandiri, BNI.

“Saya yakin kalo BPP sudah melaksanakan perannya secara maksimal, maka petani, Poktan, Gapoktan, petani milenial, semua akan makin bergairah, semangat untuk menggenjot produktivitas. Karena kunci Kostratani adalah meningkatkan produktivitas,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *