Difasilitasi Magang di Jepang, Kementan Dorong Petani Milenial Garut Jadi Pengusaha Pertanian

oleh -567 views
oleh

GARUT – Kabar gembira datang dari Kabupaten Garut, Jawa Barat. Petani milenial yang andal kini siap menjelma menjadi pengusaha di bidang pertanian. Hal itu tak lepas dari pendidikan yang didapat saat magang di Jepang. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) amat concern terhadap bertumbuhnya petani milenial. Bahkan hingga lima tahun ke depan Mentan SYL menarget 2,5 juta petani milenial di seluruh Indonesia.

Hal itu melihat kondisi saat ini di mana perkembangan di dunia pertanian semakin maju. “Saya mempersiapkan kurang lebih 2.5 juta petani milenial dalam lima tahun ini,” kata Mentan SYL.

Dijelaskannya bahwa keinginan itu lahir lantaran saat ini ada sejumlah petani yang ada di Indonesia, bisa menghasilkan uang hingga puluhan juta rupiah. Menurutnya, dengan perkembangan teknologi pertanian sekarang ini, siapapun bisa menjadi petani. Di era sekarang ini pola pertanian sudah berbeda dengan pola kerja petani di masa dulu. “Dengan kecanggihan sains, riset, dan teknologi tidak lagi mengharuskan petani terjun ke lumpur. Kakinya tidak lagi kotor karena lumpur,” jelasnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, petani milenial jebolan magang di Jepang mendapatkan pengalaman berharga yang ditularkan kepada rekan-rekan di kampung halamannya di Garut.

“Jadi di sini (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Wanaraja) ada alumni magang di Jepang. Ternyata dengan magang Jepang, kemampuan, pengalaman dan keterampilan bertani meningkat pesat. Dia begitu pulang langsung jadi pengusaha petani milenial. Artinya bukan hanya berproduksi tetapi juga menghasilkan,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi saat berdialog dengan puluhan petani milenial, Selasa (29/12/2020).

Yang membanggakan, tak hanya sekadar menjadi petani milenial yang mandiri, alumni magang Jepang bernama Dimyati itu juga menularkan ilmunya kepada rekan-rekannya sesama milenial.

“Harus diingat, yang melanjutkan tongkat kepemimpinan adalah petani milenial. Oleh karena itu, mau tidak mau mulai detik ini kita wajib menyiapkan bibit-bibit petani milenial untuk masa depan. Itu yang dilakukan Dimyati. Anak muda Garut sudah dipersiapkan menjadi petani milenial,” kata Dedi.

Ke depan, Dedi berkomitmen untuk mencetak lebih banyak petani milenial. Meski kondisi saat ini jumlah petani milenial belum begitu banyak, namun faktanya mereka mampu menguasai sektor pertanian dari hulu hingga hilir. “Kondisi exicting dari jumlah belum terlalu signifikan hanya 29 persen, tapi kontribusinya terhadap pertanian sangat luar biasa. Saat ini yang menguasai marketplace, online aplikasi untuk penjualan online adalah petani milenial. Artinya yang menguasai industri 4.0 sektor pertanian adalah milenial,” tutur Dedi.

“Mereka bukan hanya menguasai on-farm yaitu bagaimana olah tanah, pupuk, varietas, mengendalikan alsintan, panen dan lainnya, tapi mereka menguasai dari hulu hingga hilir dari bagaimana bercocok tanam hingga mengemas, mengolah dan menjual, sehingga pertanian menjadi bisnis yang menjanjikan dan menghasilkan,” tambah Dedi.

Di sisi lain, Dimyati berterima kasih kepada BPPSDMP Kementerian Pertanian yang terus men-support ia dan rekan-rekannya bergerak di sektor pertanian. Baginya, hal itu dimaknai sebagai tonggak kebangkitan sektor pertanian Indonesia. “Peran, keberadaan dan kehadiran BPPSDMP Kementan selama ini telah meningkatkan keterampilan kami. Kami berharap kini adalah tonggak kemajuan di bidang pertanian. Kami sebagai generasi muda pertanian tidak akan menyerah dengan kondisi apapun untuk bertani, berproduksi dan meningkatkan produktivitas pertanian,” kata Dimyati.

Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Garut, Dedi Nursyamsi menyempatkan diri berdialog dengan petani, kelompok tani (Poktan), gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kadungora. Hadir pada kesempatan itu Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Camat Kadungora, Kapolsek Kadungora, Danramil Kadungora, Kepala Desa Kadungora. Dedi Nursyamsi sempat meninjau secara langsung wilayah yang menerima manfaat program IPDMIP di Kecamatan Kadungora.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *