Ditjen PSP Antisipasi Perubahan Iklim di Lumajang dengan Embung

oleh -560 views
oleh

LUMAJANG – Perubahan iklim bisa berdampak buruk buat pertanian. Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mengantisipasi dampak buruk tersebut dengan membangun embung di Lumajang, Jawa Timur.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan perubahan iklim bisa sangat mengganggu pertanian.

“Perubahan iklim di Indonesia dapat menurunkan produksi maupun produktivitas tanaman pangan khususnya padi. Sehingga, bisa berdampak pada kesejahteraan petani. Untuk itu, kita mengantisipasinya dengan membangun embung pertanian, salah satunya di Lumajang,” katanya, Sabtu (19/9/2020).

Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, menjelaskan jika embung merupakan bangunan konservasi air yang berfungsi untuk menampung air limpasan yang sumber airnya berasal dari mata air, curah hujan/run off, sungai dan sumber air lainnya.

“Dari bangunan embung, air yang tersedia kemudian dialirkan ke lahan pertanian sehingga dapat berfungsi sebagai suplesi air bagi tanaman dalam usaha tani,” tuturnya.

Ditambahkannya, dengan embung petani masih dapat untuk menanam padi meski musim kemarau. Karena, ketersediaan air masih tercukupi.

Salah satu penerima kegiatan embung pertanian dari Ditjen PSP adalah Kelompok Tani Makmur Jaya yang ada di Desa Jambearum, Kecamatan Pasrujambe. Tempat ini merupakan salah satu desa yang terletak di lereng Gunung Semeru dengan potensi lahan didominasi oleh lahan sawah dengan komoditi utama tanamam padi.

Embung di Kelompok Tani Makmur Jaya sangat berdampak positif bagi para petani. Hal ini diakui oleh Ketua Kelompok Tani Hermanto

“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian, karena telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan embung pertanian. Sehingga dapat mengairi lahan pertanian sawah seluas 25 hekatare dari total luas sawah yang berada di wilayah Kelompok Tani Makmur Jaya seluas 44 Ha,” katanya.

Sebelum ada embung, air hanya dapat mengairi lahan sawah seluas 10 Ha sekarang menjadi 15 Ha yang terairi dan dapat ditanami padi.

Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pasrujambe Hermin Wahyuni, menambahkan bahwa embung pertanian selain berdampak pada luas areal yang terairi terutama pada lahan sawah yang telah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) juga berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman padi di wilayah Kelompok Tani Makmur Jaya.

“Produktivitas dari sebelumnya 5,5 Ton/Ha, naik menjadi 6,0 Ton/Ha. Tidak itu saja, para petani juga tidak kesulitan air pada saat musim kemarau,” katanya.

Embung Pertanian di Kelompok Tani Makmur Jaya adalah bentuk perhatian Pemerintah Pusat kepada para petani yang lahannya telah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

Oleh sebab itu, petani diminta untuk merawat, menjaga, dan memelihara bangunan embung tersebut agar bisa memberikan manfaat yang sebesar – besarnya bagi para petani. Serta, tidak mengalihfungsikan lahan pertaniannya menjadi non pertanian.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *