Ditjen PSP Sosialisasikan Optimalisasi Lahan Responsif Gender di Jateng

oleh -2,010 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, SEMARANG – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) menggelar Sosialisasi Optimalisasi Lahan Responsif Gender. Kegiatan dilakukan di Hotel Aston, Semarang, 7-9 Agustus 2019.

Baca juga: Petani Cilacap Dapat Pelatihan Pengoperasian Alsintan

Dirjen PSP Sarwo Edhy mengatakan, kegiatan ini sesuai Inpres No 9 tahun 2000 tentang PUG yang mengamanatkan agar program pembangunan pada umumnya dapat merespon potensi, permasalahan, kebutuhan, dan kepentingan sumberdaya manusia yang menjadi subyek pembangunan, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

“Untuk itu semua lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah wajib mengintegrasikan aspek gender dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan sesuai tupoksi,” ujar Sarwo Edhy saat membuka sosialisasi di Hotel Aston, Semarang, Rabu (7/8) malam.

Melalui strategi PUG (Pengarusutamaan Gender atau Gender Mainstreaming), menjadi strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender melalui kebijakan dan program dengan memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap seluruh aspek kehidupan dan pembangunan.

Tahun ini, Kementan mengembangkan kegiatan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsive Gender melalui pemanfaatan lahan pertanian terintegrasi dengan ternak kambing/itik. Pilot project ini melibatkan gender dan sekaligus menepis isu kesenjangan gender dalam bidang pertanian serta merefleksikan kesetaraan gender dalam hal akses terhadap peluang atau kesempatan usaha di sektor pertanian.

“Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada calon penerima manfaat tentang rencana, proses pelaksanaan pemberian bantuan. Termasuk teknis pembuatan pupuk organik yang berasal dari kotoran kambing/itik dan pemeliharaan kambing/itik serta pakan termasuk kandang,” jelasnya.

Kegiatan Pilot Project PUG di tahun 2019 ini dialokasikan di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ditjen PSP meberikan fasilitasi berupa kambing/itik, kandang dan alat pencacah pakan.

“Sedangkan lahan dan Pakan Hijauan Ternak disiapkan oleh calon penerima manfaat. Dinas Pertanian Kabupaten diharapkan dapat membina para penerima manfaat kegiatan ini,” tambahnya.

Sebelumnya, Ditjen PSP sudah membuat kegiatan percontohan dalam tema optimasi lahan responsif gender sejak tahun 2012 dan terus berkelanjutan. Di antaranya Pengembangan Irigasi Partisipatif (PIP) Responsif Gender, Pilot Project Optimasi Lahan Responsif Gender melalui kegiatan Konservasi Lahan, Pilot Project Optimasi Lahan Responsif Gender melalui kegiatan Pemanfaatan Lahan Pekarangan dan Pilot Project Optimasi Lahan Responsif Gender melalui kegiatan Integrasi Lahan Sawah dan Ternak Itik.

Kemudian ada Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender melalui Pengintegrasian Ternak Kelinci dengan areal tanaman pangan/hortikultura, Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender melalui Pengintegrasian Ternak Kelinci, Kambing dan Itik, dan Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender melalui Pengintegrasian Ternak Kambing.

Sementara, Pilot Project Optimasi Lahan Responsif Gender melalui konservasi lahan dilaksanakan di dua provinsi. Yakni Jawa Barat (Kabupaten Bogor) dan Jawa Tengah (Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara).

“Kegiatan optimasi lahan melalui konservasi lahan ini ditujukan untuk mencegah degradasi lahan, erosi, banjir dan lainnya. Melalui kegiatan dem farm dan pelatihan dengan melibatkan patisipasi petani laki-laki dan perempuan serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani serta kesejahteraan keluarga petani,” papar Sarwo Edhy.

Kegiatan Pemanfaatan Lahan Pekarangan dilaksanakan di lima propinsi. Di antaranya Jawa Barat (Kabupaten Bogor), Jawa Tengah (Kota Semarang), DIY (Kota Sleman), Jawa Timur (Kabupaten Jombang) dan Banten (Kota Serang).

Sementara Integrasi Lahan Sawah dan Ternak Itik dilaksanakan di dua provinsi. Yakni Jawa Barat (Kabupaten Subang dan Cirebon) dan Jawa Tengah (Kabupaten Banyumas dan Cilacap).

Pilot Project Optimalisasi Lahan Responsif Gender melalui Pengintegrasian Ternak Kelinci dengan Areal Tanaman Pangan/Hortikultura, dilaksanakan di propinsi Jawa Tengah (Kabupaten Banyumas dan Banjarnegara) dan Jawa Timur (Kabupaten Malang dan Bojonegoro).

Kegiatan Pengintegrasian Ternak Kelinci, Kambing dan Itik, telah dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara (Kabupaten Karo), Sumatera Barat (Kabupaten Bukittinggi), Jawa Barat (Kabupaten Bandung), Jawa Tengah (Kaupaten Purbalingga, Wonosobo, Banyumas, Banjarnegara), dan Jawa Timur (Kabupaten Klaten dan Malang).

Pengintegrasian Ternak Kambing, telah dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara (Kabupaten Karo), Jawa Barat (Kabupaten Bandung, Ciamis, Cirebon dan Kuningan), NTB (Kabupaten Sumbawa), Jawa Timur (Kabupaten Klaten), dan Jawa Tengah (Kabupaten Banjarnegara dan Banyumas).

Sekretaris Dirjen PSP Kementan Mulyadi Hendiawan menambahkan, sesuai hakekat Pengarusutamaan Gender yaitu pemberian kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan. Khususnya pertanian dan memberikan manfaat yang dapat dirasakan oleh semua pihak.

“Tujuan pelaksanaan kegiatan percontohan berbasis responsif gender ini untuk meningkatkan partisipasi dan kesadaran petani (laki-laki dan perempuan) dalam kegiatan optimalisasi lahan. Selanjutnya, akhir dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan, yang dampaknya dirasakan oleh keluarga petani serta masyarakat sekitar (laki- laki, perempuan dan anak-anak),” jelas Mulyadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *