Dukung Kegiatan Cetak Sawah di NTT, Kementan Bantu Prasarana dan Sarana Pertanian

oleh -900 views
oleh

JAKARTA – Pertanian menjadi sektor yang sangat penting dalam masa pandemi Covid-19. Untuk itu, Kementerian Pertanian memastikan lahan pertanian terus produktif serta memperluas lahan dengan cara cetak sawah. Hal ini diantaranya diterapkan salah satunya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak tahun 2015 – 2019 cetak sawah telah dibangun seluas 2.489 Ha di NTT.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan, upaya memperluas baku lahan sawah melalui kegiatan cetak sawah telah dilakukan Kementan beberapa tahun terakhir ini. Yaitu dengan memanfaatkan dan mengelola sumber daya lahan dan air yang ada di daerah serta pemberdayaan petaninya.

“Kegiatan cetak sawah merupakan usaha penambahan luas baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan yang belum pernah diusahakan dengan sistem sawah,” kata Mentan SYL, Selasa (12/05/2020).

Dalam perencanaannya, kegiatan cetak sawah juga harus menyertakan penyusunan dokumen lingkungan yang terkait, di antaranya Amdal apabila akan tercetak untuk luasan lebih dari 500 hektare (ha) per hamparan.

“Calon lokasi cetak sawah ini memiliki tipologi yang berbeda baik itu vegetasi maupun kondisi lapangnya, maka harus benar-benar di rencanakan dengan baik agar lahan tersebut dapat dioptimalkan.” sebut Mentan SYL.

Kegiatan cetak sawah yang telah dilakukan oleh Kementan dalam beberapa tahun ini selalu dimulai dengan SID (Survey Investigasi Design). SID ini sebagai proses perencanaan guna memastikan kesesuaian lahan, ketersediaan petani, dan ketersediaan potensi sumber air.

Sementara, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy mengatakan, keberadaan lahan pertanian sangat penting. Hal ini untuk menjaga ketersediaan pangan.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan disegala bidang cukup berpengaruh terhadap sektor pertanian. Terutama pada alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah menjadi lahan non pertanian. Hal ini sangat mengancam kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional,” tegas Sarwo Edhy.

Untuk itu, Sarwo Edhy menilai program memperluas baku lahan sawah harus dilakukan. Sebab, hal ini menjadi upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Program yang bisa dijalankan adalah kegiatan cetak sawah. Selain cetak sawah Kementan juga mendukung produktivitas tanaman pangan ini dengan bantuan infrastruktur lainnya.

“Setelah dilakukan kegiatan cetak sawah di daerah ini , Kementan melalui Ditjen PSP juga mendukung infrastruktur lainnya, diantaranya pembangunan Jalan Usaha Tani, Embung, Alsintan, juga pembuatan Sumur Bor. Dukungan besar pemerintah pusat pada lokasi ini harapannya kedepan dapat turut meningkatkan produktivitas pangan dan kesejahteraan petani,” papar Sarwo Edhy.

Paket bantuan saprodi juga diberikan dalam kegiatan cetak sawah ini sebesar 2 juta/hektare, seperti benih, pupuk, pembenah tanah atau pestisida. Saprodi diserahkan kepada poktan sesuai prioritas kebutuhan namun jika ada kekurangan poktan akan swadaya untuk memenuhi kebutuhannya.

Cetak sawah di Kabupaten Alor, hingga saat ini telah dimanfaatkan dengan baik oleh para petani. Bahkan memiliki produktivitas yang cukup tinggi . Yermias Sera, penyuluh pertanian Kecamatan Alor Timur menambahkan bahwa pada lokasi sawah hasil cetak sawah tahun 2018 di Kabupaten Alor telah dilakukan ubinan untuk mengetahui perkiraan hasil tanaman padi seperti yang dilakukan oleh Poktan Rata III , Poktan Rata IV dan Rata VI di Desa Tanglapui, Kecamatan Alor Timur.

“Dari hasil ubinan yang kami panen menghasilkan 5.96kg untuk varietas Situbagendit lalu jika hasil ubinan kita kalikan dengan jumlah luas ubinan 6.25 meter persegi pada lahan 63 Are ini, maka sekitar 9.5 ton/ha GKP produktivitasnya,dan jika dikurangi faktor penyusutan maka perkiraan produksi sekitar 8.55 ton/ha GKG” ungkap Yermias.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *