Emas Hijau Pekarangan Kupang Didorong READSI Kementan

oleh -197 views
oleh

KUPANG – Program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementan memang ampuh. Berkolaborasi bersama Kelompok Wanita Tani (KWT), READSI Kementan membuat pekarangan memiliki value tinggi secara ekonomi. Treatmentnya melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) KWT Manekat Oelpuah, Enoraen, Amarasi Timur, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Pekarangan memiliki nilai ekonomi tinggi, apalagi kalau pemanfaatannya tepat guna. Untuk itu, READSI hadir guna memberikan penguatan kepada KWT. Meski luas lahan terbatas, pekarangan masih bisa menghasilkan keuntungan finansial besar melalui dorongan teknologi,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Optimalisasi lahan pekarangan agar berdaya guna ekonomi terus dikembangkan READSI Kementan. Apalagi, READSI menjadi member dari International Find for Agricultural Development (IFAD). Salah satu sasarannya memang peningkatan peran wanita tani dalam kegiatan pertanian untuk perbaikan gizi keluarga. SYL menambahkan, pertanian jawaban tetap survive di masa pandemi Covid-19.

“P2L menjadi salah satu strategi menjaga ketahanan pangan keluarga. Sangat ideal di masa pandemi Covid-19. Yang pasti, pertanian menjadi jawaban servive sepanjang pandemi Covid-19. Meski melalui pekarangan, kebutuhan pangan keluarga sudah bisa terpenuhi. Jadi, di pekarangan rumah siapapun bisa bertani,” lanjut SYL.

Mengacu READSI Kementan, optimalisasi program P2L di Kupang dilakukan dengan pendampingan petani. Kolega yang digandengnya adalah Fasilitator Desa. Terus menaikan kompetensi petani, Fasilitator Desa melaksanakan koordinasi dengan KWT. Mereka juga ikut memperkuat kelembagaan pertanian. Apalagi, potensi besar memang dimiliki KWT Maneka Oelpuah.

“Bertani di pekarangan membantu menghemat uang belanja. Bagus untuk kesehatan fisik. Tubuh disinari matahari pagi. Gerakan menanam mendorong keluarnya keringat yang sehat untuk tubuh menangkal virus Corona,” jelas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.

READSI Kementan sejauh ini efektif sebagai pendorong produktivitas dan kesejahteraan petani melalui kemitraan dengan Fasilitator Desa. Menjadi pilar terciptanya ketahanan pangan, READSI digulirkan di 6 provinsi dan 18 kota/kabupaten, termasuk 342 desa. Selain NTT, READSI hadir juga di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.

“Melalui program P2L dan READSI, petani terakselerasi untuk mendapatkan kesejahteraannya. Sebab, program P2L dilakukan secara modern. Untuk itu, kelembagaan pertanian harus kuat,” tegas Dedi.

Lebih lanjut, Fasilitator Desa Senti Neonufa mengatakan, KWT Maneka Oelpuah bisa menjadi percontohan program P2L. Sebab, anggotanya sangat aktif dalam mengembangkan kegiatan budidaya pertanian. “Pertemuan dengan anggota KWT dilakukan rutin. Kami yakin KWT Maneka Oelpuah bisa menjadi percontohan di sini. Anggota sudah melakukan persemaian di rumah pembibitan,” kata Senti.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *