Embung Jadi Andalan Petani Kabupaten Bandung Hadapi Musim Tanam II

oleh -1,036 views
oleh

JAKARTA – Para petani di Indonesia mulai bersiap memasuki musim tanam kedua tahun ini. Berbagai persiapan dilakukan agar tanam bisa menghasilkan produksi maksimal. Para petani di Desa Pangguh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, salah satunya dengan mengandalkan embung.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, persiapan maksimal memang harus dilakukan petani dan penyuluh pada musim tanam kali ini. Karena, sektor pertanian Indonesia dihadapkan pada dua kondisi yang tidak mudah saat ini, yaitu pandemi Covid-19 dan menjelang musim kemarau.

“Badan pangan dunia, FAO, memprediksi jika kekeringan akan melanda wilayah Asia, termasuk Indonesia. Dampaknya adalah terjadinya krisis pangan. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian selalu mengajak petani untuk segera tanam. Manfaatkan sumber air yang tersedia. Atau bisa manfaatkan embung. Kita harus antisipasi krisis pangan.” tutur Mentan SYL, Jumat (05/06/2020).

Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy berharap para petani bisa memaksimalkan pembagian dan pemanfaatan sumber sumber air untuk menghadapi musim tanam. Pemerintah terus berupaya membantu petani dalam mengantisipasi perubahan iklim salah satunya dengan infrastuktur air seperti embung, dam parit maupun long storage.

“Bangunan seperti embung ini akan sangat bermanfaat meskipun debitnya kecil tapi bisa mengalirkan air hingga ke sawah-sawah,” ujar Sarwo Edhy.

Di Desa Pangguh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, embung yang dibangun memiliki dimensi 26.8 meter x 21.35 meter x 1.10 meter. Embung ini dibangun dengan dana bantuan pemerintah melalui Ditjen PSP Kementan, yang disalurkan kepada Kelompok Tani Cicango, yang diketuai Osin Hermansyah. Nilai bantuan untuk 1 unit embung Rp. 120 juta

“Desa Pangguh secara administrasi memiliki luas sawah 298.14 hektare (Ha), dengan sawah beririgasi teknis seluas 203.14 Ha, irigasi sederhana 75.45 ha, irigasi setengah teknis 37.1 ha dan sawah tadah hujan 45.15 ha,” tutur Sarwo Edhy lagi.

Menurutnya, kehadiran embung ini sangat membantu ketersediaan air di Desa Pangguh. Khususnya untuk sawah-sawah yang belum mendapat akses irigasi teknis. Selain itu, pembangunan embung diharapkan dapat menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani di musim kemarau.

Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain. Sehingga, ke depan, program embung mampu mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian kita,” pungkas Sarwo Edhy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *