Gerakan BISA Kemenparekraf Tingkatkan Kualitas Destinasi Wisata Sulut di Tengah Pandemi

oleh -19,029 views
oleh

JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mempelopori gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA) di seluruh destinasi wisata di Indonesia. Kali ini, gerakan BISA digelar di Sulawesi Utara (Sulut) 8-9 Oktober 2020. Sedikitnya 500 pelaku wisata dan ekonomi kreatif yang terdampak Covid-19 di Sulut ikut terlibat menyukseskan gerakan BISA. Gerakan BISA di Sulut dipusatkan di lima lokasi yakni Bukit Kasih Kanongan, Sumaru Endo Remboken, Benteng Moraya, Taman Wisata Alam Tomohon dan Gunung Mahawu Tomohon.

Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Hassan Abud dalam keterangannya menjelaskan, gerakan BISA diinisiasi sebagai program padat karya bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat yang terdampak ekonominya akibat Covid-19. “Program ini juga diselenggarakan dalam rangka menunjang kualitas sumber daya saing destinasi pariwisata Indonesia,” kata Hassan Abud, Jumat (9/10/2020).

Ia melanjutkan, program ini diinisiasi Kemenparekraf/Baparekraf sebagai bentuk tindak lanjut instruksi Presiden Joko Widodo sebagai upaya mitigasi dampak Covid-19 pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain itu, berdasarkan hasil Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI) tahun 2019, Indonesia menempati posisi ke-102 dalam kategori health and hygiene dan peringkat ke-80 dalam kategori safety and security dari 140 negara. “Sehingga diperlukan komitmen dan sinergi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan pelaku pariwisata di pusat dan daerah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing pariwisata Indonesia,” ujarnya.

Menurut Hassan Abud, gerakan BISA difokuskan dengan beberapa indikator. Pertama, sebagai bentuk pemberdayaan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat yang terdampak ekonominya pasca Covid-19 melalui kegiatan padat karya. Kedua, mendorong perbaikan indikator health and hygiene dan safety and security di lingkungan destinasi wisata untuk peningkatan peringkat TTCI.

“Selanjutnya adalah mendukung destinasi wisata serta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mengantisipasi kondisi tatanan kehidupan baru pasca Covid-19 sesuai prinsip higienis dan sanitasi yang baik,” papar dia. Selanjutnya, program ini diinisiasi sebagai bentuk sinergi Kemenparekraf/Baparekraf dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan dalam meningkatkan kualitas dan daya saing destinasi wisata.

Di sisi lain, Hassan Abud menjelaskan jika gerakan BISA juga sebagai landasan pedoman wisatawan dalam melakukan perjalanan ke sejumlah destinasi wisata di Indonesia, khususnya Sulawesi Utara. Melalui program BISA, Kemenparekraf/Baparekraf berupaya kuat untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak Covid-19.

Program BISA sebagai jaminan bahwa destinasi wisata telah menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan disiplin. “Kita berupaya kuat melalui program BISA ini sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kembali pulih. Sebagai upaya mencegah Covid-19, program BISA selain mensyaratkan kebersihan dan keindahan destinasi wisata, juga mewajibkan penerapan protokol kesehatan agar memberi jaminan keamanan kepada wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata,” ujarnya.

Di akhir acara, seluruh peserta berkontribusi menciptakan kebersihan dan keindahan destinasi wisata yang menjadi titik kegiatan dengan melakukan aksi bersih-bersih. Selain itu, sarana penerapan protokol kesehatan juga difasilitasi agar destinasi wisata tak menjadi cluster baru penularan Covid-19.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *