Kemarau Panjang, Lahan Kedelai Gunungkidul Tetap Teraliri Air

oleh -1,298 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, GUNUNGKIDUL – Kelompok Tani (Poktan) Rukun Agawe Makmur Beji Patuk bersama Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, DIY menggelar panen kedele bersama. Acara panen di Bulak Beji Patuk ini dihadiri Kepala Dinas DPP bersama Sekretaris Dinas serta rombongan, Koord Penyuluh Patuk dan para PPL serta poktan RAS dan anggotanya.

Baca juga: Kurang Pupuk, Pemda Tulungagung Diminta Verifikasi Data Lahan ke ATR/BPN

Sugeng, ketua poktan RAS melaporkan, panen di musim kemarau karena poktan memanfaatkan bantuan irigasi perpompaan dari DPP sehingga sampai musim tanam 3 bisa mengairi 16 ha. Dengan rincian untuk jagung 7 ha, kedele 1 ha, padi 1 ha, bawang merah 1ha , kacang tanah 5 ha, campuran sayuran 1 ha dengan sumber air sungai Oya.

“Hasil panen kedele mencapai 1,3 ton per hektar dengan harga di petani Rp 8.000/ kg. Poktan RAS sangat berterimakasih atas bantuan irigasi perpompaan dari Kementan RI lewat DPP, berharap kedepan semakin luas jaringan airnya sehingga bisa mengairi 30 ha,” ujar Sugeng, Jumat (19/9).

Kepala DPP Bambang Wisnu Broto mengapresiasi keberhasilan petani mengoptimalkan lahan dengan irigasi perpompaan di musim kemarau.

“Kami harap petani semakin bersemangat memanfaatkan lahan dengan jenis komoditas pangan apapun. Yang penting menghasilkan kesejahteraan petani sesuai pilihan komoditasnya,” ujar Bambang.

Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan manfaat irigasi perpompaan bagi kelompok tani sangatlah besar.

“Kami berharap bantuan irigasi ini bisa dimanfaatkan dengan maksimal sehingga petani bisa menanam dengan tenang dengan hasil maksimal juga,” kata Sarwo Edhy.

Dalam tiga tahun terakhir, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) giat membangun irigasi perpompaan. Baik untuk mendukung kebutuhan tanaman pangan, hortikultura maupun peternakan.

Selama tiga tahun atau tepatnya sejak 2016 hingga 2019, irigasi perpompaan untuk tanaman pangan telah dibangun sebanyak 2.358 unit. Sementara untuk kebutuhan tanaman hortikultura dan peternakan masing-masing telah dibangun 429 unit dan 322 unit.

Sarwo Edhy mengatakan, dampak dari pembangunan irigasi perpompaan untuk mendukung tanaman pangan diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) 0,5.

Dari 2.358 unit irigasi perpompaan yang telah dibangun, bila masing-masing unit dapat mengairi seluas 10 hektar, maka luas lahan yang dapat diairi saat musim kemarau seluas 47,16 ribu hektar.

“Bila peningkatan IP 0,5 dapat dicapai, maka akan didapat penambahan luas tanam seluas 29.780 hektar. Dampak selanjutnya diperoleh peningkatan produksi sebanyak 154.850 ton,” jelas Sarwo Edhy.

Lebih lanjut Sarwo Edhy memaparkan, irigasi perpompaan dibangun untuk mendukung komoditas hortikultura sebanyak 429 unit. Bila masing-masing unit mampu mengairi 10 hektar, maka dari seluruh irigasi perpompaan yang dibangun akan mengairi lahan hortikultura saat musim kemarau seluas 4.290 hektar.

Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian juga telah membangun irigasi perpompaan untuk mendukung kebutuhan ternak ruminansia sebanyak 322 unit.

“Dengan estimasi satu unit mampu melayani air sebanyak 10 ekor ternak, maka terdapat 3.220 ekor ternak yang terjamin ketersediaan air minum dan sanitasi kandangnya,” ujarnya.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *