Kementan Ajak Petani Lampung Barat Jaga Lahan Pertanian dengan Asuransi

oleh -698 views
oleh

JAKARTA – Semakin berkurangnya curah hujan, membuat Kementerian Pertanian mengimbau para petani untuk mengamankan lahan pertaniannya dengan memanfaatkan asuransi. Imbauan ini juga ditujukan kepada para petani di Kecamatan Lumbokseminung, Kabupaten Lampung Barat, yang lahan persawahannya dilanda kekeringan.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kondisi cuaca di sebagian wilayah di Tanah Air saat ini sedang tidak bersahabat buat pertanian.

“Kondisi cuaca di Tanah Air memang sedang tidak bisa diprediksi. Sebab, ada daerah yang curah hujannya masih sangat tinggi, bahkan menyebabkan kebanjiran. Termasuk juga di membanjiri lahan persawahan. Tapi, sebagian sudah mengalami kemarau. Akibatnya adalah lahan sawah kekeringan. Gangguan-gangguan seperti ini harus diantisipasi petani, misalnya dengan mengikuti asuransi,” ujar Mentan SYL, Sabtu (15/08/2020).

Sedangkan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengatakan petani bisa menghindari kerugian akibat kekeringan dengan mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Dalam program ini, lahan yang gagal panen akan diganti dengan klaim, sehingga petani masih memiliki modal untuk kembali menanam.

“Dalam program Asuransi Usaha Tani Padi atau AUTP, premi yang harus dibayarkan tidak besar. Hanya sebesar Rp 180.000 /hektare (ha)/MT. Dengan premi sebesar itu, petani akan mendapatkan nilai pertanggungan sebesar Rp 6.000.000/Ha/MT. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap serangan hama penyakit, banjir, dan kekeringan,” tuturnya.

Sarwo Edhy menambahkan, asuransi bisa membuat petani beraktivitas dengan tenang. Karena, asuransi merupakan salah satu komponen dalam manajemen usahatani untuk mitigasi risiko bila terjadi gagal panen.Dengan adanya asuransi, perbankan lebih percaya dalam menyalurkan kredit.

Di Lampung Barat, kondisi kekeringan melanda lahan persawahan milik petani di Pekon Sukabanjar, Kecamatan Lumbokseminung. Kondisi tanah di puluhan hektar lahan sawah itu mulai mengalami keretakan. Bahkan beberapa daun padi mulai menguning, padahal usia tanam padi terhitung baru satu bulan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *