Kementan Bangun 6 Irigasi Perpompaan dan Perpipaan di Jawa Tengah

oleh -462 views
oleh

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menggencarkan optimalisasi irigasi perpompaan dan perpipaan, termasuk untuk peternakan. Salah satunya di Jawa Tengah yang dibangun 6 unit di 3 Kabupaten.

Di antaranya di Kabupaten Pati 2 unit berada di Desa Cabak, Kecamatan Tlogowungu dan di Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso. Irigasi di sini dikelola Kelompok Tani (Poktan) Pangudi Luhur V , Kab. Pati dan Sumber Makmur.

Kemudian di Kabupaten Wonogiri 2 unit berada di Desa Temon, Kecamatan Baturetno dan Desa Gambiranom, Kecamatan Baturetno. Yang mengelola Poktan Ngesti Mulyo , Kab. Wonogiri dan Maju Lancar. Sementara 2 unit lagi dibangun di Kabupaten Blora, yakni di Desa Bleboh, Kecamatan Jiken dan Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan dikelola Poktan Tani Mulyo dan Tani Makmur.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, tujuan dari kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak.

“Meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi,” jelas Mentan SYL, Kamis (12/11).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menambahkan, Irigasi Perpompaan tahun ini dialokasikan sebanyak 1.000 unit di 32 provinsi dan 285 Kabupaten/Kota.

“Untuk Irigasi Perpipaan alokasi sebanyak 138 unit di 25 Provinsi dan 59 Kabupaten/Kota,” ujar Sarwo Edhy.

Dia mengatakan, kunci utama dari jenis Irigasi Perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Meski posisi air berada di bawah permukaan lahan pertanian, tidak jadi masalah. Ini karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.

“Dengan demikian, lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung, yang umumnya secara gravitasi tak terjangkau, masih bisa mendapatkan air irigasi,” ujarnya.

Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi, terutama pada musim kemarau.

Output dari kegiatan ini adalah adalah terlaksananya kegiatan Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan, sehingga tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai suplesi atau conjunctive use di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di non daerah irigasi (tail end).

“Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi atau produktivitas dan meningkatkan kesejahteraan petani,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *