Kementan Bekali Check Ground untuk Penyuluh di Lokasi Food Estate

oleh -815 views
oleh

PALANGKA RAYA – Untuk memaksimalkan ketahanan pangan di food estate, Kementerian Pertanian memberikan pelatihan check ground kepada para penyuluh yang berada di sekitar lokasi food estate. Pelatihan berlangsung di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (14/07/2020).

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pembekalan terhadap penyuluh sangat penting. Sebab, penyuluh yang nantinya akan memberikan masukan ke petani agar hasil produksi menjadi maksimal.

“Program food estate ini akan memanfaatkan lahan rawa. Kondisi lahan rawa berbeda dengan lahan lain. Untuk itu, kita memberikan kepada penyuluh agar bisa maksimal saat mendampingi petani dan produktivitas juga maksimal. Sebab lewat food estate ini kita ingin menjaga ketahanan pangan,” tutur Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSMDP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan jika food estate bisa digarap dengan dua cara, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi.

“Dengan intensifikasi lahan eksisting, kita meningkatkan produktivitas, indeks pertanaman dengan perbaikan jaringan irigasi, alsintan, dan pemanfaatan varietas. Sedangkan ekstensifikasi adalah kegiatan memperbaiki jaringan irigasi yang sudah banyak tersumbat akibat pengendapan,” terang Dedi.

Menurutnya, Food Estate bisa diimplementasi melalui integrated farming atau pertanian terpadu, dimana 4 komoditas diintergrasikan di satu tempat. Empat tanaman itu atara lain padi, sayuran, itik dan ikan.

“Secara manajemen, Food Estate akan menggunakan sistem korporasi. Petani diarahkan agar berkelompok. Dengan berkelompok akan menghasilkan skala ekonomi yang memadai, yang pastinya lebih efisien dari segi pupuk dan penggunaan alsintan. Selain itu, petani juga akan diarahkan untuk tidak lagi menjual gabah tetapi menjual beras,” terangnya.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Leli Nuryati menambahkan, peran penyuluh dalam pengembangan food estate adalah menginput sumberdaya. Seperti budaya kerja, pengetahuan, komoditas, juga sarana dan prasarana.

“Penyuluh juga berperan dalam proses kelembagaan seperti menetapkan model bisnis, membangun lembaga atau legalitas, menumbuhkan tata kelola lembaga, dan menjalankan proses bisnis. Penyuluh juga harus memberikan output promosi seperti kemitraan, modal dan investasi, pasar atau konsumen, juga meningkatka nilai tambah dari produk yang dihasilkan,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, para penyuluh mendapatkan materi seperti pelatihan pemanfaatan aplikasi Avenza Maps, kemudian workshop per kecamatan, evaluasi, dan kegiatan ground check ke lokasi food estate.(EZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *