Kementan Minta Penyuluh Identifikasi Lahan Terdampak Bencana

oleh -413 views
oleh

JAKARTA – Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), meminta Kostratani dan penyuluh di daerah untuk mengidentifikasi lahan pertanian yang terkena musibah. Langkah tersebut akan menjadi awal untuk membangunkan pertanian setelah bencana alam.

Hal tersebut disampaikan dalam Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) Vol. 02, dengan tema Peran Penyuluh Pertanian di Situasi Bencana Alam, Selasa (19/1/2021).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bencana telah juga mengganggu sektor pertanian.

“Kita sama-sama berduka untuk bencana ini. Karena semua sektor terganggu, termasuk pertanian. Namun, pertanian harus segera bangkit, karena kita harus terus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat,” tuturnya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, meminta penyuluh di daerah terdampak bencana untuk tetap menjaga semangat.

“Penyuluh di BPP terdampak bencana, harus terus semangat. Semua harus tetap semangat meski kita sedang dilanda wabah pandemi Covid-19, dan juga dilanda bencana,” katanya.

Menurut Dedi, penyuluh yang ada di Kalsel, Sulbar, Sumedang, dan lainnya, juga menderita akibat bencana tersebut. Namun, sebagai penyuluh tugas harus tetap berjalan.

Ditambahkannya, penyuluh dituntut untuk mendampingi petani, turut memulihkan kondisi psikologis petani dan terus mendampingi petani.

“Ada beberapa langkah yang bisa diambil dalam bencana. Segera identifikasi berbagai keperluan yang harus dipenuhi secepat-cepatnya, seperti makanan dan kesehatan. Selain itu, identifikasi juga berapa hektare lahan yang tertimbun, terendam, dan terdampak bencana. Bukan hanya lahan, identifikasi juga binatang ternak yang terkena bencana,” ujarnya.

Menurut Dedi, melalui Kostratani, harus dilaporkan berapa ha lahan yang terendam dan mati, berapa yang tertimbun endapan longsor dan lumpur.

“Kementan ada posko untuk membantu menangani bencana. Ada Balai Karantina, Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, SMKPP Banjar Baru dan lainnya. mereka bahu membahu membantu korban,” ujarnya.

Dijelaskan Dedi, jika bencana mereda, rehabilitasi lahan harus segera dilakukan.

“Kita harus segera tanam, dan itu butuh pupuk makanya arus dilaporkan. Penyuluh harus hadir di tengah petani. tunjukkan empati untuk menjadi obat bagi petani. Penyuluh bisa bantu proses penerimaan benih dan pupuk,” katanya.

Dedi menegaskan, dalam kondisi apa pun pertanian tidak boleh berhenti. Saat wabah dan bencana, pertanian tidak boleh berhenti. Jika pertanian terganggu bencana, segera rehabilitasi, cari benih dan siap tanam.

“Dan yang utama, penyuluh harus tetap semangat meski sedang dirundung malang akibat musibah. Bantu petani, bantu masyarakat bangkit dari bencana,” katanya.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *