BOGOR – Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot peningkatan kapasitas Sumber Daya Pertanian (SDM). Peningkatan kapasitas SDM itu diyakini akan bertalian erat dengan peningkatan nilai tambah petani.
Dalam rangka hal tersebut, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) memfasilitasi pertemuan antar- Pengurus Forum Komunikasi P4S.
Kegiatan yang digelar di P4S Swen Inovasi Mandiri dan P4S Radja Manggis, Bogor, Jawa Barat selama tiga hari itu dimaksudkan untuk mengembangkan kapasitas petani dan meningkatkan keterampilan mereka secara holistik.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, peningkatan kapasitas SDM merupakan salah satu hal yang kini tengah difokuskan oleh lembaga yang dipimpinnya. Mentan SYL meyakini, dengan meningkatkan SDM pertanian, maka kualitas pertanian Indonesia juga akan meningkat.
“Untuk meningkatkan kualitas pertanian kita, tiada lain adalah kita harus menggenjot SDM pertaniannya. Ketika SDM pertanian meningkat, maka kualitas pertanian kita akan akan bergerak maju,” ujar Mentan SYL.
Salah satu ciri pertanian yang maju ditandai dengan adaptasi teknologi 4.0 dan pengunaan alat mesin pertanian. Penggunaan teknologi dan alsintan akan meningkatkan pendapatan petani-petani Indonesia dalam mengolah lahan mereka.
“Ciri SDM yang maju itu ditandai dengan adanya inovasi yang terus menerus, tidak pernah berhenti dia. Inovasi itu berorientasi pada majunya sistem pertanian kita, sekaligus meningkatkan pendapatan petani kita,” ujar Mentan SYL.
Hal senada diungkapkan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi. Ia menilai pentingnya peningkatan kualitas SDM pertanian agar semakin bergerak maju. Menurutnya, untuk memajukan sistem pertanian Indonesia tiada lain harus melalui peningkatan kapasitas SDM pertanian Indonesia. “Ketika SDM pertanian kita sudah maju, maka akan melahirkan inovasi-inovasi dan terobosan-terobosan yang dibutuhkan oleh pertanian. Dengan begitu, kalau ingin memajukan pertanian, maka dahulukan kualitas SDM-nya. Karena dengan SDM yang berkualitas kita bisa mencapai pada sistem pertanian yang maju, mandiri dan modern,” tegas Dedi.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP, Bustanul Arifin menerangkan, sejauh ini potensi dan SDM pertanian Indonesia sangat mumpuni. Salah satunya seperti yang bisa dilihat pada inovasi yang dilakukan P4S Swen Inovasi Mandiri dan P4S Radja Manggis, Bogor, Jawa Barat.
“P4S Swen Mandiri mengembangkan pertanian perkotaan terpadu, sementara P4S Radja Manggis Sejati Bogor sudah mengekspor manggis ke China dan Singapura. Tentu kami berharap dari pertemuan P4S ini ada motivasi dan semangat untuk terus meningkatkan kapasitas dan inovasi serta terobosan-terobosan di sektor pertanian,” harap Bustanul.
Melalui peningkatan kapasitas SDM, Bustanul menilai P4S Swen Mandiri dan P4S Radja Manggis Sejati Bogor dapat bergerak maju meningkatkan kapasitas dan pendapatan bagi petani. “Tentu peningkatan kualitas SDM ini bertalian erat dengan peningkatan pendapatan petani,” papar Bustanul. Contohnya adalah P4S PT Radja Manggis Sejati Bogor yang berhasil mengekspor manggis dengan kualitas baik ke China dan Singapura.
“Petani tentu mendapat nilai tambah, di mana jaringan penjualan yang panjang dan rumit bisa dipangkas. Produk manggis dari perkebunan petani bisa langsung diserap oleh PT Radja Manggis Sejati Bogor. “Tentu saja harga buah manggis dihargai sepadan di sini dan ini menambah pendapatan bagi petani kita,” ujar Bustanul.
Hal lainnya adalah seperti yang diimplementasikan oleh P4S Swen Inovasi Mandiri yang sejak tahun 2007 lalu mengembangkan sistem pertanian perkotaan. Di sini, sistem pertanian terintegrasi menghasilkan metode baru pertanian satu pola.
“Jadi di P4S Swen Mandiri ini pertanian, perkebunan, peternakan menjadi satu pola terintegrasi memberi nilai tambah bagi petani. Bahkan P4S Swen Mandiri menghasilkan bio energi dari limbah yang mereka hasilkan. Inovasi-inovasi seperti ini yang kami harapkan bisa terus ditiru dan dikembangkan oleh petani dan P4S di daerah lainnya,” harap Bustanul.(*)