Kementan Tingkatkan Produktivitas Pertanian Gorontalo dengan Alsintan

oleh -575 views
oleh

GORONTALO – Kementerian Pertanian, melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), terus menggenjot produktivitas pertanian di Gorontalo. Untuk mendukung hal tersebut, Kementan menggelontorkan sejumlah bantuan berupa alat dan mesin pertanian (alsintan).

Alsintan yang diserahkan di Desa Bongomeme, Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo, berupa Power thresher 12 unit, Power thresher multiguna 6 unit, Power thresher multiguna mobile 12 unit, dan Corn Sheller mobile 12 unit.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Alsintan diberikan merupakan dalam rangka mekanisasi pertanian. Tujuannya untuk meningkatkan efektifitas dan percepatan olah tanah dan tanam.

“Saya merespons positif terhadap optimalisasi Alsintan sebagai langkah dalam mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern,” ujar Mentan SYL, Jumat (25/12/2020).

Menteri SYL menjelaskan, penggunaan teknologi diharapkan mampu meningkatkan produksi padi pada tahun-tahun mendatang. Tidak hanya itu, diupayakan produk pertanian Indonesia bisa berorientasi ekspor.

“Dengan teknologi, saya berharap tidak mendengar adanya penurunan produksi. Gunakanlah alat canggih yang ada supaya kita bisa ekspor. Kita harus serius dalam mengurus pertanian ini,” tutur Mentan SYL.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, level mekanisasi pertanian Indonesia terus meningkat dengan adanya bantuan Alsintan.

“Yang biasa panen sekali, kini bisa menjadi dua kali. Yang biasanya dua kali, sekarang menjadi tiga kali dengan memanfaatkan Alsintan,” kata Sarwo Edhy.

Pengertian level mekanisasi pertanian adalah penggunaan daya Alsintan terhadap luas areal yang tercover oleh Alsintan.

Menurutnya, Alsintan ini berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani. Selain itu, tingkat produksi tanaman pangan Indonesia juga terus meningkat.

“Bantuan Alsintan mampu menekan biaya operasional 35% hingga 48% dalam produksi petani. Dulu, tanpa kemajuan mekanisasi ini, petani bisa membajak sawahnya satu hektare berhari-hari. Tapi sekarang ini cukup dua hingga tiga jam saja,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *