Kementan Yakin Simbiosis Mutualisme Terbentuk dalam Program Better Life Farming

oleh -179 views
oleh

JAKARTA – Wawasan dan pengetahuan petani di Indonesia terus ditingkatkan Kementerian Pertanian, tujuannya untuk mendorong peningkatan produktivitas pertanian. Kali ini, Kementan mengenalkan program Better Life Farming melalui kegiatan Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras), Selasa (12/10/2021).

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan SDM pertanian harus terus memperbarui pengetahuan dan kemampuan.

“Dalam industri 4.0, semua sektor diajak terus berkembang. Termasuk juga sektor pertanian. Oleh karena itu, SDM pertanian harus terus memperbarui pengetahuan agar sektor ini lebih maksimal,” katanya.

Hal tidak jauh berbeda disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.

“Petani harus mengubah mindset. Pertanian itu bukan hanya tanam, panen, jual. Pertanian harus berorientasi bisnis. jangan ada mindset bagaimana nanti, tapi nanti bagaimana,” katanya.

Dedi Nursyamsi menjelaskan, petani pun harus memahami mekanisme KUR untuk membantu permodalan.

“Petani pun harus mengetahui Asuransi Pertanian untuk menjaga risiko gagal panen dan serangan hama,” jelasnya.

Kementan sendiri menjalin kerja sama dengan PT. Bayer Indonesia untuk mengembangkan Better Life Farming. Program ini diharapkan meningkatkan pendapatan petani dan menggenjot produktivitas

Direktur Bayer Indonesia & Country Lead Corp Science Indonesia, Patrick Gerlich, menjelaskan jika Better Life Farming adalah program ekosistem kemitraan, secara global.

“Dengan program ini, kita membangun sistem pertanian dengan berbagai elemen nya dalam hal inovasi teknologi. dengan mendukung peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Memberi akses pembiayaan, input teknologi dan akses kepada pasar,” katanya.

Menurutnya, Better Life Farming diluncurkan tahun 2020 di acara hari tani nasional 2020.

“Komitmen better life farming terus berlanjut, pertanian adalah bisnis. bayer yakin ada simbiosis mutualisme antara bayer, kementan dan petani,” jelasnya.

Better Life Farming Center menjangkau 3-4 Desa atau 1.000 Petani/Tahun. 367 BLFC sudah ada di desa-desa, jumlah petani yang bergaung mencapai 500.000 orang. Hingga 2030, targetnya adalah 4 juta petani akan bergabung Better Life Farming.

“Oleh karena itu, perlu sinergitas antara Kementan, Bayer, pemodal (bank, fintech, dan koperasi) serta petani supaya program ini makin digandrungi para petani. aksesibilitas petani terhadap pengetahuan teknologi digalakkan Bayer dan mitra menyentuh petani di desa dan diharapkan adanya pemerataan kesejahteraan petani seluruh Indonesia,” ujarnya.

Patrick Gerlich mengatakan, BLFC adalah kios cerdas, kios multifungsi. ketergantungan petani terhadap kios sangat besar. makanya BLFC harus jadi kios cerdas. training hama penyakit, product knowledge, product bisnis.

“Yang bisa menjadi BLFC yaitu kios lokal, BUMDES, pengumpul panen, Koperasi Petani, Petani Kunci, Petani/Pengusaha Milenial, dan lainnya. Kios ini menyediakan Produk Bayer dan input pertanian serta difasilitasi Pasar, Lembaga Keuangan (Bank, Fintech dll). serta service Drone Spray,” jelasnya.

Aktivitas di BLF (Better Life Farming) sendiri meliputi Farmer Meeting (Sekolah Lapang), Special Farmer Field Day (Temu Lapang Spesial), Training ke BLFC (kios mitra) mengenai Pest and Disease, Product Knowledge and Bisnis Whatsapp Group, SMS Blast dan pendampingan Akses petani ke layanan BLFC (kios mitra) Program Komersial dan Campaign.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *