Lewat Program, Kementan Optimalkan Pertanian di Sulawesi

oleh -110 views
oleh

SULAWESI TENGGARA – Kementerian Pertanian memastikan sektor pertanian bisa terus tumbuh positif. Untuk itu, pengawalan dilakukan Kementan terhadap pengembangan pertanian. Termasuk dengan memaksimalkan dan mengawal sejumlah program pertanian di Sulawesi.

Salah satu andalan Kementan untuk mendukung pembangunan pertanian. Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementan banyak mensupport kegiatan pembangunan pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, bekerja di sektor pertanian menjadi pilihan utama masyarakat pada masa pandemi Covid-19. Bahkan, sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja terbesar 38,2 juta jiwa atau 29,76 persen dari total penduduk bekerja yang sebanyak 128,4 juta orang.

“Sektor pertanian menjadi satu-satunya sektor yang tumbuh positif selama pandemi Covid-19 dan secara keseluruhan sektor pertanian tumbuh menjadi 1,75%. Kontribusi pertanian dalam PDB juga tumbuh positif dan naik secara signifikan, sedangkan sektor yang lain relatif turun,” ungkap Mentan SYL.

Mentan SYL juga menyerukan kepada seluruh jajarannya agar selalu mendukung program-program utama Kementan.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan BPPSDMP memiliki empat kegiatan yang mendukung program-program utama Kementerian Pertanian, diantaranya READSI, IPDMIP, SIMURP dan YESS.

“Semuanya bertujuan mensejahterakan dan meningkatkan pendapatan petani juga menjadi tumpuan harapan di saat pandemi,” kata Dedi.

Tim International Fund for Agriculture Development atau IFAD dan National Programme Management Office (NPMO) Kementerian Pertanian memonitoring program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-Up Initiative (READSI) di dua Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

Tim International Fund for Agriculture Development (IFAD)  melakukan Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR)  program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-Up Initiative (READSI) di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

Tim terdiri dari Konsultan IFAD, National Programme Management Office (NPMO) Kementerian Pertanian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).  Salah satu lokasi kunjungan adalah di Kelurahan Hopa-hopa, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara,  Rabu (25/5/2022).

Kedatangan tim MTR tersebut itu juga didampingi  oleh Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan  Tim Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Konawe.

Turut hadir dalam kegiatan Kajian Tengah Waktu (Mid-Term Review/MTR) ini tujuh kelompok tani Kelurahan Hopa-Hopa binaan NPMO Kabupaten Konawe, Tenaga Ahli Provinsi serta Kabupaten, Lurah Hopa-Hopa serta Fasilitator Kelurahan Hopa-Hopa.

MTR dilakukan di pertengahan project yang sedianya dilakukan tahun lalu cuma karena Covid-19 jadi belum bisa dilaksanakan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan project READSI  dan melihat secara langsung implementasi program READSI di lapangan.

Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara mengatakan, keunggulan dari proyek READSI yang dirasakan manfaatnya.

“Seperti pelaksanaan kegiatan-kegiatan dilakukan secara berkesinambungan serta memprioritaskan kelompok Wanita tani dalam peningkatan gizi dan pendapatan keluarga melalui pemanfaatan perkarangan, serta meningkatkan produktivitas dari petani,” ujarnya.

“Dalam memberikan bantuan alsintan, petani dilatih terlebih dahulu mengenai penggunaan dan perawatan alsintan tersebut. Untuk mendapatkan bantuan alsintan, petani harus memberikan kontribusi sebanyak 30%. Dengan adanya mekanisme ini, maka akan meningkatkan rasa tanggung jawab atas kepemilikan alsintan tersebut,” sambungnya.

Keunggulan mekanisme tersebut akan diadopsi ke wilayah lain yang bukan termasuk ke dalam wilayah program READSI.

Di kabupaten Konawe terdapat 3042 petani program READSI dilakukan yang terbagi menjadi 125 kelompok tani dengan rincian: 50 poktan padi, 2 poktan jagung, 40 poktan kakao, 4 poktan hortikultura sayur, 11 poktan tanaman lainnya, dan 18 KWT. Sedangkan di desa Hopa Hopa terdapat 7 poktan dan 1 KWT.

Hingga saat ini, 125 poktan telah mengikuti sekolah lapang, Farmer Review Day, pertemuan lapang, dan demonstrasi pengolahan tanaman padi. Sedangkan bantuan saprodi telah didistribusikan ke 115 poktan.

Terdapat 18 fasilitator desa dan 18 PPL/Penyuluh yang termasuk kedalam program READSI di kabupaten Konawe. Fasilitator desa, penyuluh, dan petani selalu mengadakan diskusi setiap 1 kali per minggu yang akan dikoordinasikan 1 kali per bulan dengan DPMO Konawe.