Literasi Kuat, Kementan Optimis Pertanian Semakin Maju

oleh -481 views
oleh

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) memperkuat literasi bidang pertanian. Dalam kerangka itu, Kementan menggelar Webinar dengan tema “Literasi Informasi Bidang Pertanian”, Jumat (22/10/2021).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, dalam era 4.0 pertanian tak lagi hanya mengandalkan peralatan tradisional belaka. Namun, pertanian telah memanfaatkan inovasi teknologi dan mekanisasi pertanian. “Pertanian juga saat ini telah menjelma menjadi sektor yang menjanjikan. Pertanian itu bisnis,” kata Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, literasi sektor pertanian menjadi hal penting untuk ditingkatkan. Hal itu mengingat pertanian semakin kompleks. Di dalamnya tak hanya melulu bicara pertanian tradisional, namun juga ada sektor bisnis, perbankan, korporasi dan lain sebagainya.

“Sehingga literasi pertanian ini menjadi hal penting untuk terus ditingkatkan. Literasi pertanian ini bagian dari peningkatan kapasitas SDM insan pertanian,” kata dia.

Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah yang hadir memberikan arahan dalam acara tersebut menyampaikan, informasi merupakan kebutuhan pokok setiap individu dalam menjalani kehidupannya. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi di era 4.0, informasi dapat dihasilkan dalam sekejap mata dan dapat diakses di mana saja, sehingga menyebabkan ledakan informasi.

“Untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara cepat,
maka kita harus memiliki kemampuan untuk mendapatkan informasi ke sumber-sumber informasi yang akurat, sehingga informasi yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan,” kata dia.

Dikatakannya, kemampuan mencari lokasi dan mengakses informasi yang dibutuhkan bermanfaat untuk mempercepat proses pencarian. Pengaksesan informasi merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mencari informasi, baik yang bersumber dalam bentuk digital maupun dari sumber tercetak.

“Literasi informasi adalah kemampuan seseorang untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cara mengenali kebutuhan informasi, mencari informasi, mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi, mengevaluasi informasi, mengorganisasikan informasi dan menggunakan informasi dalam pemecahan masalah untuk berbagai konteks,” paparnya.

Dikatakannya, keterampilan literasi informasi ini merupakan pembelajaran seumur hidup, di mana pada dasarnya literasi informasi bukan kemampuan atau keterampilan baru, namun pada era keterbukaan informasi, literasi informasi merupakan tuntutan keterampilan yang harus dimiliki.

“Keluasan informasi pertanian yang ada, melalui berbagai macam media, mulai dari media interpersonal, media kelompok, media massa, media sosial,” ujarnya. Bahkan, media baru platform perlu sejajar dengan kemampuan petani dalam mengakses informasi tersebut agar muncul peningkatan kapasitas dan kapabilitasnya dalam menjalankan kinerjanya, terutama dalam mendukung pembangunan pertanian.

“Untuk itu, kemampuan literasi informasi pertanian ini sangat diperlukan oleh para pejabat fungsional seperti penyuluh pertanian, pranata humas, dosen,
widyaiswara, guru dan pustakawan sebagai jembatan dalam mendesiminasikan informasi pertanian kepada petani dan stakeholder lainnya,” tambahnya.

Ia berharap melalui kegiatan literasi informasi bidang pertanian ini diharapkan dapat membantu para pranata humas untuk mendapatkan data yang akurat dalam menulis publikasi berupa berita atau artikel lainnya, termasuk juga membuka wawasan bagi penyuluh dan fungsional lainnya dalam mengakses informasi, sehingga transfer ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian akan lebih cepat dan mendukung pembangunan pertanian di Indonesia.

“Saya berharap acara ini dapat berlangsung dengan baik sesuai harapan dan peserta sekalian bisa mengikuti acara ini secara seksama dan bisa
mengambil tiap pelajaran di dalamnya,” harap dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *