Manfaat Irigasi Perpompaan Dirasakan Petani Kerinci

oleh -502 views
oleh

KERINCI – Kegiatan irigasi perpompaan yang dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Kabupaten Kerinci, Jambi melalui anggaran APBN Tugas Pembantuan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, sangat membantu petani dalam mengairi sawah.

Seperti yang dirasakan kelompok tani Suka Damai, Al-Aqbar, Pasir Putih dan Nyiur Pantai di Desa Tanjung Pauh Mudik dan Desa Tanjung Pauh Hilir Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci dengan luas areal 165 Ha. Jika sebelumnya satu kali tanam dalam satu tahun, dengan adanya irigasi perpompaan menjadi dua kali tanam.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, jenis irigasi yang saat ini dikembangkan Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan. Prinsip kerja Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan, dengan mengambil air dari sumber (diverting), membawa atau mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying), mendistribusikan air kepada tanaman (distributing), dan mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring).

Tujuan dari Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak.

“Meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi,” jelas Mentan SYL, Rabu (11/11).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, irigasi perpompaan dialokasikan sebanyak 1.000 unit di 32 Provinsi dan 285 Kabupaten Kota. Dan irigasi perpipaan alokasi sebanyak 138 Unit di 25 Provinsi dan 59
Kabupaten Kota.

“Luas layanan Minimal 20 Ha (Tanaman Pangan), dan 10 Ha (Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan),” ungkapnya.

Dijelaskannya, kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Walaupun posisi air di bawah permukaan lahan pertanian tidak masalah. Itu karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.

“Dengan demikian lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara grafitasi masih bisa mendapatkan air irigasi,” ujarnya.

Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau.

Output dari kegiatan ini adalah adalah terlaksananya kegiatan Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan sehingga tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai suplesi atau conjunctive use di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di non daerah irigasi (tail end).

“Program ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi atau produktivitas,” pungkasnya.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kerinci Radium Halis, kegiatan irigasi perpompaan adalah proses aspirasi masyarakat, yang mempunyai nilai tambah untuk mensejahterakan masyarakat dan merupakan langkah awal sehingga ada proses keberlanjutan dengan adanya keswadayaan dari masyarakat yang bisa di bangun.

“Kunci utama pengembangan irigasi perpompaan adalah adanya sumber air dan kelompok tani yang melaksanakannya serta pendanaan dengan pola transfer langsung ke kelompok tani. Bantuan pemerintah tersebut dikelola sendiri oleh kelompok tani,” ujar Radium Halis.

Dijelaskannya, kegiatan irigasi perpompaan dilakukan di Desa Tanjung Pauh Mudik dan Desa Tanjung Pauh Hilir, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci.

Dengan adanya bantuan pompanisasi dari pemerintah pusat melalui kegiatan Pengembangan Embung/Dam Parit/Long Storage dan Padat Karya Produktif Infrastruktur Prasarana dan Sarana Pertanian Ditjen PSP sangat luar biasa, manfaatnya bagi petani dan sangat membantu petani dalam pengairan.

“Bantuan yang dibelanjakan berupa bak penampung, Pompa air 6 inch, rumah pompa dan pipa, dalam kegiatan ini dibangun, dengan bak tampung berkapasitas 4×4×1,5 M3,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *