Masuk Musim Tanam, Stok Pupuk Bersubsidi Sumenep Dipastikan Aman

oleh -577 views
oleh

SUMENEP – Kota Sumenep, Jawa Timur memastikan stok pupuk bersubsidi aman memasuki musim tanam meski was-was dengan curah hujan tinggi. Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalianget, Sumenep, Jawa Timur memastikan awal November sudah masuk musim penghujan.

Seperti di Kecamatan Pasongsongan, Lenteng, Gapura dan Batuputih, sebagian masyarakat sudah mulai bercocok tanam semisal padi dan jagung. Bila sebelumnya sering kesulitan mencari pupuk tersebut, kini bisa melakukan aktivitas bertani dengan tenang.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menjamin kelancaran distribusi dan kemudahan petani guna mengakses pupuk subsidi dengan mengambil langkah tegas.

“Saya minta distributor jangan main-main dengan distribusi pupuk karena pupuk bukan hanya kebutuhan tanaman tapi lebih pada sebagai basis ketahanan pangan terutama pada masa pandemi Covid-19 ini,” ujar Mentan SYL, Rabu (11/11).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, penyaluran pupuk bersubsidi harus diawasi dengan baik. Pola pengamanan dalam penyaluran pupuk bersubsidi juga dilakukan dengan berbagai cara.

“Pertama, pencirian pupuk bersubsidi. Petani harus bisa membedakan pupuk subsidi dengan pupuk non subsidi dan meminimalisir terjadinya penyimpangan. Maka pupuk bersubsidi diberi warna, yaitu Urea Pink dan ZA Oranye,” jelas Sarwo Edhy.

Kemudian, dilakukan pemberlakuan kantong satu merk, bag code, stamp serta call centre pada kantong pupuk bersubsidi. Tujuannya untuk menghindari adanya fanatisme terhadap merk tertentu.

“Juga untuk memudahkan dalam pemenuhan bila terjadi kekurangan pasokan dan untuk menelusuri sumber pupuk berasal bila ditemukan penyimpangan pupuk bersubsidi di lapangan,” kata Sarwo Edhy.

Selain itu, juga ada penanganan khusus daerah dengan kios remote. Kios remote adalah kios yang melayani atau berada di daerah yang sulit dijangkau dalam keadaan normal karena berada di daerah terpencil.

“Langkah-langkah pelayanan kios remote meliputi penambahan gudang penyangga yang berfungsi sebagai titik suplai ke kios remote. Kemudian penyediaan sarana transportasi untuk ke kios remote yang dilaksanakan oleh anak perusahaan. Lalu menginventarisasi kebutuhan pupuk yang akan ditangani di wilayah kios remote,” papar Sarwo Edhy.

Plt Kabid Sarpras dan Penyuluhan Dispertahortbun Sumenep, Erfan Effendi saat dikonfirmasi melalui Kasi Penyuluhan A Farid mengatakan, sebagian masyarakat memang masih was-was untuk kebutuhan pupuk bersubsidi. Sebab, terkadang sebelum musim panen tiba, mereka kesulitan mendapatkannya.

“Dari sisa pupuk bersubsidi saat ini kami yakin cukup untuk awal musim tanam. Dan pupuk tidak sulit didapatkan,” ujar Farid.

Dari data Dispertahortbun, ketersediaan pupuk bersubsidi jenis Urea sekitar 9.4 ribu ton, SP36 1.3 ribu ton, pupuk ZA sekitar 3.9 ribu ton, pupuk jenis Ponska tersedia sekitar 3.3 ribu ton, seterusnya pupuk Petroganik sekitar 2.8 ribu ton tersedia.

“Bagi petani yang ingin mendapatkan pupuk bersubsidi yang disediakan pemerintah bisa melalui kelompok tani (Poktan). Setiap Poktan tinggal membeli pupuk tersebut ke setiap kios resmi yang ada di Sumenep,” kata Farid.

Untuk kios resmi sendiri di Sumenep sudah ada sekitar 159 kios yang khusus menyediakan pupuk bersubsidi. Selain petani yang tidak tergabung di dalam Poktan menurut aturan yang berlaku tidak bisa mendapatkan pupuk yang disubsidi pemerintah tersebut.

“Sesuai aturan tidak bisa dapat pupuk bersubsidi. Yang boleh dapat itu yang tergabung dalam Poktan,” tukasnya.

Dia berharap dengan ketersediaan pupuk bersubsidi yang disediakan pemerintah, petani di Sumenep bisa memaksimalkan produksi pertanian hingga akhir musim. Pihaknya optimis ketersediaan pupuk di Sumenep dirasa cukup untuk kebutuhan pertanian.

Anggota Komisi II DPRD Sumenep Juhari mengatakan, ketersediaan pupuk bersubsidi harus dijamin stoknya hingga akhir musim. Dispertahortbun sebagai leading sector pertanian dan ketersediaan pupuk bersubsidi di Sumenep harus mengupayakan agar pupuk bersubsidi tidak mengalami kelangkaan.

“Nanti tetap akan kami awasi di setiap kecamatan seperti apa, kalau nanti ada kelangkaan pupuk bersubsidi saya akan panggil dinasnya,” tegasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *