Materi CSA Diberikan Saat ToF SIMURP di BPP Balung

oleh -13,564 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID//JAKARTA – Dengan fasilitas dari World Bank (WB) dan Asian Investasi Infrastrucutre Bank (AIIB), BPP Balung melaksanakan Training of farmer (TOF) pada tanggal 22-24 September 2020. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Training of Trainer (TOT) Climate Smart Agriculture (CSA) di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Malang, Agustus lalu.

ToF di BPP Balung di ikuti 24 peserta dari dua wilayah DI yaitu DI Talang dan Pondok Waluh. Yang menarik, kegiatan ini adalah melibatkan petani milenial yaitu petani dengan usia antara 22 sampai 40 tahun.

Selama pelatihan para petani muda tersebut tampak sangat antusias dan penuh semangat, mereka sangat dan aktif mengikuti materi yang diberikan oleh fasilitator, terutama materi tentang pertanian cerdas iklim (CSA).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahwa dalam pandemi Covid-19 dan perubahan iklim, ketersediaan pangan menjadi sangat utama, agar masyarakat Indonesia tidak kelaparan.

“Bila pangan tercukupi, maka masyarakat Indonesia tidak bermasalah dengan pangan hal ini sekaligus untuk ketahanan nasional,” katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi, bahwa penerapan pertanian cerdas iklim sangat penting.

“Terutama penerapan teknologi hemat air, penggunaan pupuk organik, serta penerapan pertanian ramah lingkungan. Selain akan meningkatkan produksi dan kualitas komoditas pertanian, juga akan meringankan pemerintah dalam pemberian subsidi pupuk pada petani dan tentunya akan meningkatkan pendapatan petani sekaligus melestarikan lingkungan,” katanya.

Materi di ToF SIMURP sendiri dinilai menarik. Terlebih diikuti dengan praktek, seperti cara pembuatan pestisida nabati dan pupuk organik. Pelatihan dirasa sangat membantu petani selain ramah lingkungan dan mudah melakukannya.

“Bahkan para petani muda ingin mengajak petani di kelompoknya memahami dan menerapkan ilmu tentang pertanian cerdas iklim. Mereka menyadari manfaat pertanian cerdas iklim ini dan mengakui bahwa selama ini budidaya pertanian yang mereka dapat dari warisan orang tua dan nenek moyang secara turun temurun harus diubah sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna,” tuturnya lagi.

Selama ini, petani hanya mengandalkan air dan pupuk serta pestisida kimia yang diyakini dapat meningkatkan hasil panennya secara cepat.

Namun ternyata bila air, pupuk dan pestisida kimia jika digunakan secara berlebihan dan terus menerus akan memicu bertambahnya unsur gas rumah kaca (GRK CH4, N2O dan CO2).

Demikian juga limbah pertanian dan kotoran ternak jika tidak dikelola dengan baik akan menghasilkan gas rumah kaca.

Ditambahkan Dedi Nursyamsi, pengetahuan tentang CSA mengubah pola pikir petani.

“Ternyata dengan memanfaatkan limbah pertanian dan diolah menjadi pupuk organik dan pestisida nabati menggunakan bahan organik yang ada disekitar kita sebagai pupuk organik dan pestisida nabati. Sehingga penurunan emisi rumah kaca bisa ditekan seminim mungkin,” katanya.

Salah seorang peserta, Fauzan, berharap kegiatan ToF bisa berkelanjutan sebagai salah satu upaya untuk mencerdaskan petani. Sehingga petani mampu meningkatkan pendapatan pertaniannya dengan cerdas.

Fauzan akan terus mengajarkan khususnya di wilayah kerjanya yaitu Desa Mojosari dan Desa Mojomulyo Kecamatan Puger tentang Penerapan pengendalian organism pengganggu tanaman (POPT) ramah lingkungan dengan menggalakan pelestarian musuh alami.

“Pelatihan ToF bisa mengubah perilaku petani yang biasanya selalu tergantung dengan bahan kimia bisa beralih menggunakan bahan organik,” katanya.

Oleh Fauzan petani diberi pemahaman tentang manfaat penggunaan bibit muda dengan sistem tanam jajar legowo, yaitu dengan bibit usia muda peranakan produktif lebih banyak.

Sistem jajar legowo bisa melancarkan sirkulasi udara sehingga kondisi kelembaban rendah sehingga pertumbuhan hama dan penyakit terutama fungi serta perkembangan hama penyakit dapat dikendalikan. Selain itu Fauzan juga mengajarkan petani berlatih mengoperasikan combine harvester.

Meskipun sibuk sebagai penyuluh di lapangan penyuluh yang giat bekerja ini selalu aktif mendamping petani dalam segala kegiatan dari persiapan tanam dengan menyiapkan pesemaian, memanen semangka dan melon milik petani didesa mojosari binaannya serta rutin melakukan pertemuan dengan petani baik siang maupun malam.

Dengan dukungan Koordinator Penyuluh BPP Balung Moh. Syafii, Fauzan memiliki komitmen untuk terus menerus menyebarkan ilmu CSA ini ke petani di desa binaannya agar petani mau dan mampu menerapkan budidaya dengan sistim CSA yang diharapkan dapat meningkatkan IP, produksi dan potensi menurunkan emisi gas rumah kaca. (SP/NF/EZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *