Melalui Akses KUR, Kementan Maksimalkan Petani Kembangkan Pertanian

oleh -373 views
oleh

JAKARTA – Peningkatan kapasitas SDM menjadi kunci utama untuk mengembangkan sektor pertanian. Untuk itu, Kementerian Pertanian terus menggenjot kualitas dan kapasitas SDM pertanian.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah mempermudah insan pertanian mengakses KUR.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, salah satu faktor penting dalam penguatan ketahanan pangan dalam negeri adalah peningkatan kapasitas insan pertanian.

Sebab, dengan kapasitas yang mumpuni, maka pertanian dapat berkembang dengan baik.

“Produksi dan produktivitas pangan kita harus ditopang oleh kualitas SDM pertanian yang unggul kalau kita ingin mencapai sektor pertanian yang maju, mandiri dan modern,” kata Mentan SYL.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus menerus menggenjot kompetensi petani di Kupang Binuang.

Salah satunya melalui program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI)  yaitu Pelatihan Peningkatan Kompetensi Petani Program READSI wilayah Kupang dan Binuang yang di mulai Rabu (20/4/2022).

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menuturkan bahwa Covid 19 telah meluluhlantakan seluruh sendi kehidupan kita, dimana Covid 19 mengganggu sistem laju produktivitas dan produksi pertanian.

“Meski begitu, pertumbuhan ekonomi pertanian lebih kuat dibandingkan sektor yang lain dan sempat menahan  distribusi  hasil pertanian sehingga mengganggu pembangunan pertanian yang selama ini kita genjot,” katanya, saat menutup 5 program pelatihan secara serentak bertajuk ‘Pelatihan Peningkatan Kompetensi Petani Program READSI wilayah Kupang dan Binuang’ melalui aplikasi Zoom Meeting.

Dedi menambahkan, ketersediaan pangan global juga menipis karena terjadinya kekeringan akibat perubahan iklim.

“Lahan pertanian kita lebih dari 70% berada di pesisir sehingga dengan adanya perubahan iklim akan adanya intrusi  air laut dan akan sangat rentan pada lahan produktif,” ungkap Dedy.

“Climate change juga menyebabkan iklim esktream seperti el nino, kemarau berkepanjangan di mana-mana intensitasnya semakin kuat sehingga dapat mengakibatkan gagal tanam,“ tambahnya.

Dedi juga menjelaskan Indonesia juga masih impor pangan dari luar negeri sehingga harga yang didapat didalam negeri berlipat-lipat. Oleh karena itu kita harus antisipasi harga pangan yang terus melejit ini.

“Kita harus genjot produktivitas pangan di Indonesia, Kita harus tanam semua komoditas di seluruh tahan air. Itu yang mampu membantu kita didalam kondisi yang sulit ini,” harapnya.

Pria yang akrab disapa Prof Dedi itu sangat mengapresiasi pelatihan yang dilaksanakan pusat pelatihan pertanian, oleh BBPP Kupang dan BBPP Binuang, Balai pelatihan anjungan.

“Pelatihan ini sejalan dengan tujuan kita untuk menggenjot produktivitas dan produksi pertanian,” ujarnya.

Dedi juga berharap petani jagung yang ada di NTT dan Kalbar dapat menambah nilai jual jagung menjadi bahan olahan sehingga meningkatkan penghasilan petani.

Dijelaskannya, yang harus dibangun adalah agribisnis karena yang akan menjamin kesinambungan pertanian dan mendapatkan keuntungan yang signifikan.

“Oleh karena itu kita harus yakin dengan mengolah tanah pertanian pasti akan menguntungkan dengan teknologi seperti smart farming dan Kerjasama anatar stake holder hingga permodalan melalui KUR,” ujarnya.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Leli Nuryati menjelaskan, tujuan dari pelatihan Smart Farming Bagi Petani Milenial, adalah untuk meningkatkan kapasitas petani sasaran READSI di bidang Smart Farming, meningkatkan penerapan teknologi Smart Farming di wilayah READSI, mendorong peningkatan usahatani berbasis Smart Farming di lokasi Food Estate dan penyerapan akses KUR bagi penerapan teknologi Smart Farming.

Target dan sasaran peserta program ini meliputi 60 orang petani wilayah Kabupaten Belu, 30 orang petani wilayah Kabupaten Kupang, 30 orang petani wilayah Kabupaten Sanggau dan 30 orang petani wilayah Kabupaten Sambas.

“Jumlah peserta yang mengikuti total peserta sebanyak 150 orang,” katanya.

Dikatakan Leli, hasil capaian pelatihan adalah peserta yang mengakses KUR dan hari ini perlu berbangga dengan disetujuinya pengajuan KUR oleh peserta pelatihan dari Provinsi Kalimantan barat  Kabupaten Sanggau yaitu  Damianus Deraman sebesar Rp.10.000.000,  Iskandar sebesar Rp. 10.000.000,  Wira Iswara sebesar Rp. 25.000.000, dan kabupaten sambas Syahrial sebesar Rp. 50.000.000, Diana sebesar Rp. 35.000.000, Febrika sebesar Rp. 50.000.000, Ermawana sebesar Rp. 10.000.000.  Hasil pre-screening SLIK dan SIKP dari Bank KalBar terhadap 30 orang peserta Pelatihan Diversifikasi Olahan Jagung Kab Sanggau, 21 orang dinyatakan Lolos, dan sisanya masih dalam proses, sebagaimana terhadap proses SLIK dan SIKP peserta Pelatihan Kewirausahaan dari Kab Sambas.

Sedangkan dari Nusa Tenggara Timur kabupaten Kupang  peserta pelatihan akan melakukan akad peminjaman kur pada hari ini yaitu, Ardy Ronaldo Niti sebesar Rp.10.000.000,  Marinus Umbu Lay sebesar Rp.10.000.000,  Arlot Sanam sebesar Rp. 20.000.000, Dany Y. Bai Rp. 25.000.000, Ke-empat Peserta tersebut termasuk dalam total 90 orang peserta yang berasal dari Kabupaten Kupang dan Belu, dengan sebanyak 62 orang 6 telah lolos SLIK dan sedang dalam tahapan pengajuan berikutnya (peninjauan lapangan).

“Sementara 28 sisanya masih dalam proses,” tutupnya

Pada penghujung acara,  penyerahan modal  secara simbolis diberikan  oleh kepala Balai BBPP Kupang dan BBPP Binuang bagi peserta yang telah memenuhi syarat untuk mengakses KUR serta penandatanganan akad. Acara penutupan ini di ikuti juga oleh BRI, Mandiri, BNI, dan Bank Kalbar.