Melalui MSPP, Kementan Sosialisasikan Pemupukan Berimbang

oleh -553 views
oleh

JAKARTA – Inovasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satu inovasi yang bisa diterapkan di sektor pertanian adalah pemupukan berimbang yang ramah lingkungan. Penyuluh pun diharapkan bisa mengajak petani menerapkan pemupukan berimbang.

Teknik pemupukan berimbang ini menjadi materi dalam kegiatan Mentan Sapa Petani penyuluh (MSPP) yang diadakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Jumat (29/1/2021), yang dilakukan dengan video telekonferensi dari di AOR BPPSDMP.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan inovasi dibutuhkan di sektor pertanian.

“Ilmu terus berkembang, teknologi semakin maju. Dan pertanian kita pun sudah measuk dalam era 4.0. Artinya, inovasi dan teknologi harus juga diterapkan dalam pertanian. Karena inovasi ini yang bisa membantu kita untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan salah satu teknologi yang penting untuk diterapkan saat ini adalah pemupukan berimbang.

“Pemupukan berimbang merupakan Pemberian pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman untuk mencapai hasil yang optimal,” jelasnya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, pemupukan berimbang diberikan berdasarkan karakteristik tanah.

“Dan tentunya sesuai kebutuhan tanaman untuk meningkatkan produksi tanaman, efisiensi pemupukan, meningkatkan pendapatan petani, dan mengurangi pencemaran lingkungan,” ujarnya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, peran penyuluh sangat dibutuhkan untuk menerapkan inovasi ini.

“Sebagai garda terdepan yang selalu mendampingi petani, penyuluh memiliki peran penting untuk mengajak petani menerapkan pemupukan berimbang. Penyuluh harus bisa meyakinkan petani jika cara ini efektif membantu meningkatkan produktivitas,” katanya.

Sedangan narasumber kegiatan MSPP, A Kasno, peneliti utama Balitbang Kementan, mengatakan diperlukan perbaikan tanah sebelum dilakukan pemupukan.

“Hal ini harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tanah memegang hara, efektivitas dan efisiensi pemupukan,” ujar A Kasno.

Menurutnya, pupuk anorganik diberikan ke tanah sesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan tanaman. Selain itu, pemberian pupuk harus dilakukan dengan dosis yang tepat sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman yang ditetapkan dengan uji tanah, dan rata-rata hasil dan diberikan pada saat tanaman memerlukan dalam jumlah banyak.

“Lokasi penempatan pupuk harus dilakukan di tanaman yang secara efektif mengakses hara dengan pupuk yang tepat jenisnya dan formula pupuk organic/an-organik sesuai kebutuhan tanaman dan kesuburan tanah,” katanya lagi.

Kasno menjelaskan, konsep pemupukan berimbang yaitu Hara esensial  16 unsur Unsur hara makro: N, P, K, Ca,Mg, S Unsur hara mikro: B, Cu, Fe, Na, Mn, Mo, Zn, Ni, Cl Beneficial element: Si, Co, penemuan unsur-unsur hara sangat bermanfaat untuk tanaman sangat diperlukan.

“Manfaat menerapkan pemupukan berimbang diantaranya meningkatkan produktivitas dan mutu hasil tanaman, meningkatkan efisiensi pemupukan, meningkatkan kesuburan tanah & lestari, menghindari pencemaran lingkungan, jumlah pupuk lebih sedikit hasil tetap sama, hasil optimum petani untung,” ujarnya.

Selain melalui pemupukan berimbang, inovasi bidang pertanian lainnya yaitu pemberian benih unggul bermutu, pengendalian OPT serta penanganan panen dan pasca panen.

Diharapkan dengan inovasi yang dilakukan di bidang pertanian dapat menjawab tantangan pertanian kedepan diantaranya Degradasi dan Penurunan Produktivitas Lahan, Konversi dan Fragmentasi Lahan, Kelangkaan/Keterbatasan Lahan Subur, Variabilitas dan Perubahan Iklim serta terbatasnya infrastruktur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *