Optimalisasi Lahan Pertanian Rawa (Bukan Cetak Sawah) di Propinsi Kalimantan Tengah

oleh -576 views
oleh

JAKARTA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menyatakan bahwa tuntutan pertanian saat ini adalah meningkatkan produktivitas. Tujuannya untuk menjaga ketersediaan dan ketahanan pangan secara nasional. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah memaksimalkan produktivitas di lahan-lahan pertanian.

“Pertanian itu bisa dilakukan diberbagai media lahan, seperti lahan kering, lahan rawa, bahkan lahan pekarangan. Intinya, pada lahan-lahan yang sudah menjadi lahan pertanian, atau pernah dicetak sebagai lahan pertanian, harus dimaksimalkan. Karena kita tidak ingin ada krisis pangan di Tanah Air,” tutur Mentan SYL, Rabu (17/06/2020).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edhy juga menegaskan bahwa tidak akan melakukan cetak lahan sawah pada eks proyek lahan gambut di Kalimantan Tengah. Pihaknya akan melakukan kegiatan optimalisasi lahan yang pernah dicetak untuk persawahan agar lahan tersebut menjadi lebih produktif.

“Jadi sekali lagi ditegaskan bukan cetak sawah, Kementan mengajak seluruh insan pertanian untuk melakukan optimalisasi dari lahan yang pernah dicetak. Kita ingin sektor pertanian mendapatkan produktivitas maksimal dari lahan-lahan yang kita miliki. Untuk itu kita mengajak petani, penyuluh, dan seluruh insan pertanian untuk menanam, agar tidak ada lahan pertanian yang menganggur,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan, peningkatan kapasitas produksi pangan nasional menjadi hal utama yang harus terus diupayakan Kementerian Pertanian. Diantaranya pemanfaatan lahan rawa menjadi salah satu alternatif untuk dapat membantu meningkatkan produksi pertanian, karena lahan rawa masih dapat ditingkatkan produktivitasnya.

“Memang ada kendala dalam pemanfaatan lahan rawa, seperti kesuburan tanah yang rendah, IP yang hanya sekali tanam dalam setahun serta pengetahuan petani yang terbatas. Tapi itu tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak tanam, Kementan siap membantu mengoptimalkan semua lahan pertanian,melalui peningkatan Indeks Pertanaman maupun melalui peningkatan produktivitas ” tutur Sarwo Edhy.

Dijelaskan Sarwo Edhy, optimasi lahan pertanian di rawa menjadi lahan pertanian produktif bisa dilakukan melalui penataan sistem tata air dan penataan lahan. Hal ini juga yang dilakukan Ditjen PSP dalam peningkatan produktivitas.

“Pembangunan pertanian dengan menerapkan inovasi dan teknologi spesifik pada wilayah yang dikelola secara luas dalam satu hamparan blok tersier, ditambah dukungan infrastruktur yang memadai serta mekanisasi pertanian, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, indeks pertanaman sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani,” terangnya.

Menurutnya, salah satu komponen kegiatan fisik optimalisasi rawa adalah perbaikan infrastruktur lahan dan air, diantaranya yaitu pembuatan saluran, pintu-pintu air, tanggul, pengolahan lahan dan memberikan sentuhan teknologi budidaya padi dilahan rawa.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *