Pemantapan Magang Jepang, Bentuk Nyata Komitmen Kementan Cetak Petani Milenial

oleh -214 views
oleh

LEMBANG – Sebanyak 10 pemuda tani yang akan mengikuti program magang ke Jepang, mendapatkan tambahan bekal dari Kementerian Pertanian. Para peserta mendapatkan pemantapan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang.

Pemantapan dilaksanakan selama 21 hari efektif, 31 Oktober sampai 21 November 2021, di kampus BBPP Lembang dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Enoi Hikari Ikamaja Kota Tasikmalaya.

Sebelumnya, para peserta telah menjalani masa orientasi selama 2 bulan di P4S terdekat di wilayah tempat asal masing-masing peserta.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan generasi milenial sebagai penerus bangsa memegang peranan penting, termasuk di sektor pertanian.

“Oleh karena itu, Kementerian Pertanian mendukung penuh petani milenial untuk terus produktif dan berkarya,” katanya.

Dijelaskannya, pemantapan Magang Jepang, Pelatihan bagi Petani Milenial, dan Pelantikan Duta Petani Milenial (DPM) menjadi bentuk nyata komitmen Kementan mencetak petani milenial.

“Alam yang bersahabat, air tidak pernah hilang, angin terus berhembus. Bahkan Indonesia adalah negara keempat dengan lahan pertanian terluas di dunia. Indonesia adalah negara hebat,” tuturnya.

Dengan potensi yang sangat besar itu, Mentan SYL mengingatkan petani milenial tidak boleh kalah dari generasi sebelumnya yang tanpa dukungan informasi teknologi bisa mencapai swasembada pangan.

“Mereka hebat di zamannya. Tapi kalian sudah menggunakan teknologi, ada gadget dan bisa berhubungan setiap saat, bahkan menit, seharusnya kalian lebih hebat dari generasi yang lalu,” tegasnya.

Karena itu, Mentan Syahrul mengingatkan petani milenial untuk mempunyai militansi yang tinggi. Ciri-ciri milenial itu, selalu berpindah, tidak takut gagal dan berani mencoba.

“Wajar jika seorang milenial selalu ingin berganti dan mencoba hal yang baru. Tapi saya pastikan petani milenial tidak boleh kalah. Kalau takut gagal itu kolotnial,” katanya.

Pemantapan peserta magang ke Jepang sendiri dibuka secara resmi, Senin (1/11/2021), oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. Dalam sambutannya, Dedi kembali membangkitkan semangat peserta sebagai harapan pertanian Indonesia.

“Pertanian menjadi salah satu sektor yang tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu kita memiliki harapan besar pada generasi milenial,” katanya.

Pria yang akrab disapa Prof Dedi itu menambahkan, peningkatan kapasitas SDM pertanian yang sejalan dengan peningkatan alat mesin pertanian (alsintan) dapat mempercepat transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern.

“Kita harus mengubah pola pikir lama bahwa pertanian hanya sekadar menanam dan panen, menjadi pola pikir baru bahwa dalam pertanian ada proses pascapanen untuk meningkatkan nilai jual,” tegasnya.

Dedi berpesan generasi milenial harus lebih kreatif dan dapat meningkatkan harga jual produk pertanian agar lebih bernilai.

“Kalian harus bisa beradaptasi, dari segi iklim, makanan, hingga kebiasaan. Jepang sangat berbeda dengan Indonesia,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *