Penyuluh di Pulang Pisau Jaga Ketahanan Pangan di Food Estate

oleh -930 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID//Pulang Pisau – Para penyuluh di sekitar lokasi food estate telah bersiap untuk mendukung program tersebut. Agar ketahanan pangan di food estate terjaga, Kostrani/BPP Pangkoh di Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, mengadakan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Hama dan Penyakit di Desa Sanggang. Kegiatan ini dikomandani Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT).

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, peran petugas dan penyuluh di Kostratani sebagai Kopasusnya pertanian di Kecamatan sangatlah penting. Sebab, Kopasus inilah yang nantinya akan memberikan masukan dan pendampingan kepada petani agar hasil produksi menjadi maksimal.

“Program food estate ini akan memanfaatkan lahan rawa. Kondisi lahan rawa berbeda dengan lahan lain. Untuk itu, kita mengharapkan kepada para Kopasus Kostratani agar bisa maksimal saat mendampingi petani sehingga produktivitas bisa maksimal. Sebab melalui food estate ini kita ingin menjaga ketahanan pangan,” tutur Mentan SYL, Jumat (17/07/2020).

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSMDP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan bahwa para petugas dan penyuluh harus selalu siap dan mendukung serta mensukseskan food estate.

“Mensukseskan food estate bisa dilakukan dengan peningkatan peran Kostratani, yaitu sebagai Pusat Data dan Informasi, Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, Pusat Pembelajaran, Pusat Konsultasi Agribisnis dan Pusat Pengembangan Jejaring Kemitraan,” katanya.

Sedangkan penyuluh di Pulang Pisau melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Hama dan Penyakit melalui Monitoring Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Kelompok Tani Dwi Karya II. Pengendalian dilakukan pada lahan seluas 48 hektar (ha), umur tanaman 79 hari setelah tanam (hst) dengan varietas CL 200.

“OPT yang menyerang lahan adalah Blast Leher dengan serangan seluas 6 ha dan Intensitas serangan 13.94%. Hasil Pengendalian yang dilakukan pada Rabu, (15/6) adalah baru seluas 4 ha sehingga perlu dilakukan pengamatan dan pengendalian lanjutan,” jelas Petugas POPT Kecamatan Pandih Batu Edi Supairi.

Sedangkan Koordinator dan Sekretaris Pelaksana Harian Kostratani/BPP Pangkoh Kecamatan Pandih Batu, Harjanti, menyampaikan bahwa wilayahnya memiliki potensi tanah sawah rawa seluas 12.925,5 ha; tanah tadah hujan 39 ha; dan tanah tegalan/ladang/tanah kering seluas 20.685 ha sangat rentan terhadap adanya OPT.

“Untuk itu Monitoring OPT harus ketat dan petugas OPT yang ada di Kecamatan ada 2 orang, penyuluh pertanian sebanyak 16 orang dan semua desa sudah ada penyuluhnya. Semua ini dalam rangka untuk mensukseskan ketahanan pangan melalui program Food Estate,” ujar Harjanti.(SN/EZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *