Penyuluh Pertanian Dapat Bekal Mengelola Keuangan dari Kementan

oleh -950 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID//JAKARTA – Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), memberikan pembekalan kepada penyuluh mengenai cara mengelola anggaran dalam satu proyek. Pembekalan disampaikan dalam Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan melalui aplikasi Zoom, Rabu (08/07/2020).

Pelatihan ini digelar untuk mendukung kegiatan IPDMIP yang sasaran memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas, khususnya di daerah irigasi.

Menurut Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi, penyuluh harus tahu cara mengelola uang. Sebab, jika pengelolaan keuangan tidak beres bisa berbahaya.

“Pengelolaan yang tidak baik, bisa menghambat program. Apalagi jika terjadi penyimpangan. Bukan hanya bisa menghambat, tetapi juga bisa menghancurkan petani, penyuluh, dan semuanya,” tutur Dedi Nursyamsi.

Dedi tak lupa memberikan beberapa tips kepada penyuluh dalam mengelola keuangan. Menurutnya, secara umum pengelolaan keuangan harus dilakukan jujur dan berasal dari hati.

“Saya minta saat ini bersihkan hati kita, bersihkan pikiran dari semuanya jika kita mengelola uang negara. Jangan ada pikiran target atau mendapatkan untung untuk pribadi dan lainnya. Kita mengelola uang negara dan uang rakyat. Dengan jujur pengelolaan keuangan akan lancar akan berjalan baik tidak akan ada malpraktik, malmanajemen dan lainnya,” katanya.

Tips kedua adalah tertib administrasi. Dijelaskan Dedi, pengadministrasian harus mengikuti prosedur, harus sesuai SOP, dan juknis.

“Tidak boleh melenceng. Misalnya harus ada kwitansi untuk pembelian, ya harus ikuti. Apa yang diminta SOP, harus ikuti. Karena, penyelewengan dimulai dari manipulasi, dari ketidakmauan mengikuti SOP. Makanya mengikuti SOP jadi mutlak dilaksanakan seluruh pengelola uang negara, termasuk di Kementan,” paparnya.

Tips ketiga dari Dedi Nursyamsi adalah fleksibel, atau tidak boleh kaku. Menurutnya, dalam pengelolaan keuangan ada fleksibilitas yang bisa dimanfaatkan.

“Bisa fleksibel, tapi tetap harus mengacu pada nomor 1 dan 2 atau jujur dan tertib administrasi. Apalagi kalau udah urusan di lapangan banyak yang tidak terpikirkan sebelumnya, tapi harus dilakukan, itulah perlunya fleksibilitas. Tapi kita tidak melanggar SOP,” katanya.

Sementara Sekjen Kementan Momon Rusmono dalam kesempatan itu menyampaikan materi mengenai peningkatan ketahanan pangan melalui IPDMIP. Dijelaskannya, ketahanan pangan tidak hanya tugas Kementan, tetapi juga tugas banyak pihak. Baik perbankan, kementerian atau lembaga lain, perguruan tinggi atau akademisi, dan lainnya.

“Pendapatan bisa meningkat apabila produktivtas dan produksi usaha taninya meningkat. Pendapatan bisa meningkat apabila layanan pasar tertata dengan baik. Artinya kita memiliki pasar yang jelas untuk menyaluran hasil produksi, hasil panen. Dan yang tidak kalah penting adalah meningkatkan akses dan pelayanan keuangan. Untuk urusan ini, Kementan memiliki KUR pertanian yang bisa dimanfaatkan,” katanya.

Sedangkan Sekretaris BPPSDMP Kementan Siti Munifah, yang memandu diskusi, mengatakan pelatihan literasi keuangan sangat penting.

“Pelatihan mengenai literasi keuangan sangat penting. Karena memberikan pemahaman kepada kita semua bagaimana sih keuangan itu. Apalagi sejumlah penyuluh maupun petani juga kesulitan mengajukan dalam proposal. Lewat pelatihan ini, hal tersebut bisa dibantu dipecahkan,” katanya.

Di acara yang sama, Kapusluh Leli Nuryati, menjelaskan mengenai 3 program aksi BPPSDMP untuk meningkatkan kapasitas penyuluh. Tiga program aksi itu adalah Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani), penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung penumbuhan pengusaha pertanian milenial, dan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung program utama Kementan.

“Program aksi kita juga melakukan peningkatan peran dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai Kostratani, Penumbuhkembangan Pos Penyuluhan Desa (Posluhdes), Peningkatan kapasitas penyuluh pertanian, Penumbuhkembangan penyuluh pertanian swadaya, Pendampingan, penumbukan dan pengembangan kelompok tani menjadi Kelembagaan Ekonomi Petani, dan Penguatan basis data, penyusunan dan penyebaran informasi materi penyuluhan pertanian,” jelasnya.

Menurut Leli Nuryati, program aksi BPPSDMP ini bisa menjadi landasan buat penyuluh untuk beraktivitas di lapangan.(EZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *