Petani Banjarnegara Wujudkan Ketahanan Pangan dengan Tanam dan Panen

oleh -708 views
oleh

BANJARNEGARA – Para petani di Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, terus berproduksi melakukan tanam dan panen di masa pandemi Covid-19. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Kecamatan Wanadadi memiliki total luas sawah 741,9 hektare (ha). Rata-rata indeks pertanaman (IP) 300 dengan pola tanam padi-padi-palawija. Sebagian besar di Kecamatan Wanadadi menanam varietas padi ciherang. Kecamatan Wanadadi merupakan wilayah yang cukup potensial untuk menopang produksi bahan pangan pokok di kabupaten Banjarnegara.

Kelompok tani di Kecamatan Wanadadi cukup banyak, mencapai 114 kelompok. Dalam beraktivitas mereka didampingi para penyuluh. Para petani dan penyuluh ini berusaha untuk terus melakukan inovasi kegiatan usaha tani. Tujuannya, mewujudkan pertanian yang semakin maju dan mensejahterakan.

“Salah satu kelompok tani yang ada di sana adalah Sedya Usaha. Tepatnya berada di Desa Kasilib, Kecamatan Wanadadi. Poktan ini memiliki 25 petani dan luas lahan 18 hektare, serta sebagai salah satu kelompok penerima kegiatan Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Kabupaten Banjarnegara,” tutur pendamping project SIMURP Kabupaten Banjarnegara sekaligus Koordinator Penyuluh Pertanian, Rukmi Herta Ekoprapti, Selasa (09/06/2020).

Ditambahkannya, para petani tetap melaksanakan kegiatan usaha tani dengan baik, sesuai dengan arahan dan pendampingan dari penyuluh pertanian dan tim teknis kegiatan, untuk mencapai tujuan, seperti peningkatan indeks pertanaman (IP) dan peningkatan produksi, sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan petani.

Semangat petani di Kecamatan Wanadadi sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Pertanian tidak boleh berhenti untuk mempertahankan Ketahanan Pangan Nasional. Pertanian memiliki tanggung jawab besar, memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup bagi 267 juta rakyat Indonesia. Makanya semua insan pertanian harus turun ke lapangan untuk memastikan produksi tidak terganggu,” tuturnya.

Hal ini diperkuat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, yang meminta agar penyuluh selalu mendampingi petani.

“Penyuluh harus turun ke lapangan, dampingi petani untuk terus berproduksi dalam rangka menjaga Ketahanan Pangan Nasional. Utamakan juga diversifikasi pangan lokal. Karena mulai saat ini kita harus beralih ke pangan lokal,” katanya.

Sedangkan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Leli Nuryati juga berpesan, bahwa dalam bekerja harus selalu memperhatikan protokol kesehatan, antara lain hindari kerumunan caranya jaga jarak dengan orang lain, sering cuci tangan pakai sabun, segera ganti baju setelah sampai rumah.(SWR/NF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *