Program Petani Milenial dan Digitalisasi Pertanian Kementan Diapresiasi Internasional

oleh -294 views
oleh

JAKARTA – Kebijakan Kementerian Pertanian memaksimalkan program petani milenial dan digitalisasi pertanian mendapat sambutan dari sejumlah negara.

Hal Ini terungkap setelah Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan KBRI Roma dan Perutusan Tetap Swiss untuk FAO serta Divisi Kerja Sama Selatan-Selatan FAO menyelenggarakan Joint Webinar berjudul Snack the System – Indonesia Sharing the Role of Youth in Promoting Innovation and Digital-based Agriculture within the Framework of South-South and Triangular Cooperation: Challenges and Opportunities yang dihadiri oleh sekitar 122 peserta dari seluruh dunia, Jumat (13/5/2022).

Webinar ini merupakan bentuk apresiasi kepada Pemerintah Indonesia atas Program Petani Milenial yang dilaksanakan beberapa tahun belakangan ini dalam rangka regenerasi petani.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyatakan untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern, akan bertumpu pada generasi muda.

“Oleh karena itu, Kementerian Pertanian mentargetkan untuk menciptakan 2,5 juta petani milenial hingga tahun 2024,” kata Mentan Syahrul.

Ditambahkannya, para milenial dibekali dengan pengetahuan, ilmu dan teknologi yang memadai, akan mampu menjawab berbagai persoalan yang dihadapi para pemangku kepentingan di bidang pertanian.

Hal senada juga kerap disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan para petani milenial adalah generasi penerus pertanian kedepan.

“Di tangan merekalah tongkat estafet pembangunan pertanian. Oleh karena itu, kemampuan petani milenial terus kita tingkatkan,” ujar Dedi Nursyamsi.

Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, sebagai salah satu pembicara dalam acara tersebut, menyampaikan bahwa dalam pembangunan pertanian Indonesia 4.0 membutuhkan keterlibatan pemuda dalam pertanian karena mereka cerdas, adaptif terhadap teknologi, dan siap memasuki era Pertanian 4.0.

“Dan saat ini petani milenial sudah mulai mengambil bagian dalam pembangunan pertanian dari hulu hingga hilir,” kata Siti Munifah.

Siti Munifah juga menyampaikan bahwa Indonesia sudah banyak berkiprah di Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), termasuk saat ini yang sedang dalam proses persiapan pengiriman Tenaga Ahli Bidang Rice Sector Development ke Senegal.

Pembicara lainnya dalam webinar tersebut, I Nengah Sumerta (Duta Petani Milenial Indonesia), Kiwi Aliwarga (Founder Mitra Sejahtera Membangun Bangsa/MSMB), dan Ivan Cossio Cortez (Kepala Perwakilan IFAD di Jakarta).

Hadir dalam acara tersebut Caka A. Awal (perwakilan KBRI Roma), H.E. Pio Wennubst (Perutusan Tetap Swiss untuk FAO), Jayathma Wickramanayake (UN Secretary General Envoy on Youth), dan Ade Candradijaya (Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri – Kementan RI).

Para peserta mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang telah memberikan contoh penggunaan pendekatan Government-Private Sector Mechanism dalam regenerasi petani, dan tertarik untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia untuk hal serupa, baik secara bilateral maupun dalam kerangka KSST.