Program READSI Bantu Kembangkan Modal Anggota Poktan Batu Tikus

oleh -705 views
oleh

SANGGAU – Salah satu Permasalahan yang sering terjadi pada petani dalam pengembangan usaha pertanian adalah lemahnya permodalan. Akibatnya usaha tani sulit berkembang. Tidak sedikit anggota kelompok terpaksa membutuhkan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan untuk usaha pertaniannya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengatakan permodalan menjadi salah satu usaha permasalahan petani.

“Kementerian Pertanian memberikan sejumlah langkah untuk membantu masalah permodalan ini. Salah satunya diuraikan dalam program READSI,” tuturnya.

Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan program READSI akan memberikan dukungan ke petani di wilayah sasaran lewat Dinas Pertanian di Kabupaten dan Provinsi setempat. Juga melalui Fasilitator Desa di tiap desa sasaran Program.

“Dukungan tersebut berupa sejumlah pelatihan yang beragam jenisnya, dari sekolah lapang, sampai pelatihan simpan pinjam kelompok sesuai dengan salah satu dari empat komponen Program READSI. Yaitu, komponen Pengembangan Pertanian dan Matapencaharian di Perdesaan lewat dukungan simpan pinjam dan pengeloaan keuangan kelompok,” katanya.

Lohanda Yesril, Fasilitator Desa Pala Pasang, menuturkan bahwa poktan yang maju yaitu yang memiliki permodalan kelompok tani. Modal kelompok tani adalah semua aset baik barang bergerak maupun yang tidak bergerak yang menjadi milik bersama, dikelola bersama, dan menjadi tanggung jawab bersama dalam kelompok tani tersebut.

“Ada berapa cara untuk menumbuhkan kesadaran modal kelompok (simpan dan pinjam) dimulai dari iuran kelompok, melakukan usaha budidaya tanaman serta hasilnya disisihkan untuk menambah modal kelompok, jual jasa kelompok (panen, semprot lahan), sewa aset kelompok,” ujar Lohanda saat berkunjung desa binaannya, Senin (14/12).

Di Poktan Batu Tikus Dusun Suruh Engkadok, Desa Pala Pasang, Kabupaten Sanggau cara yang dilakukan menetapkan iuran kelompok. Iuran kelompok berupa simpanan pokok sebesar Rp. 2.000,- . Kemudian anggota memiliki simpanan wajib per bulan Rp. 5.000,-.

Fasilitator Desa juga menjelaskan kepada anggota kelompok tani manfaat yang di hasilkan dari pemupukan modal tersebut kepada anggota tani.

Hal ini direspon positif oleh Untung Suropati, salah seorang anggota poktan dan sekaligus Kepala Wilayah (Kepala Dusun) Dusun Suruh Engkadok.

“Dengan semangat yang tinggi dan dukungan kelompok tani maka iuran tersebut bisa berjalan,” ujar Untung.

Sampai Desember 2020, iuran tersebut telah mencapai Rp. 225.000, ( simpanan wajib pada bulan November 2020 Rp. 2.000/anggota/bulan.

Memang angka tersebut masih terbilang kecil tetapi semangat dan antusias anggota poktan maka simpanan wajib bertambah menjadi Rp. 5.000/anggota/bulan.

Modal kelompok tersebut akan di simpan pada bank kalbar yang ada di ibu kota kecamatan Entikong.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *