Rawan Dilanda Banjir, Petani Cirebon Didorong Ikut AUTP

oleh -445 views
oleh

CIREBON – Kementerian Pertanian (Kementan) minta Pemerintah Daerah mendorong penyuluh pertanian yang ada di lapangan berperan aktif untuk melakukan sosialisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) ke petani. Seperti yang dilakukan Kabupaten Cirebon melalui kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) binaannya.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, asuransi pertanian sangat diperlukan untuk menanggulangi kerugian sektor pertanian bila disebabkan faktor alam seperti cuaca.

“Itulah pentingnya asuransi pertanian. Asuransi pertanian belum menjadi culture. Tahun depan harus bisa diterapkan seluruhnya,” kata Mentan SYL, Sabtu (6/2).

Asuransi tersebut juga akan menjadi persyaratan menjadi KUR pertanian. KUR akan disalurkan kepada gabungan kelompok tani (gapoktan), yang mewajibkan para anggotanya memiliki asuransi pertanian.

“Oleh sebab itu, petani wajib masuk kelompok tani. Di kelompok tani itu, wajib hukumnya dia punya asuransi,” pungkas Mentan SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menambahkan, semua petani bisa memanfaatkan program AUTP ini, sehingga petani bisa nyenyak dan tidur dengan tenang kalau lahan sawahnya terkena banjir, kekeringan dan serangan hama.

“Bayar preminya tiap hektare (ha) hanya Rp 36.000/musim tanam. Jadi, Pemerintah masih mensubsidi Rp 144.000/ha/musim tanam. Kalau petani sudah menjadi peserta AUTP, nanti bisa melakukan klaim apabila sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan, dan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT),” kata Sarwo Edhy.

Dikatakannya, AUTP merupakan cara Kementan untuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT.

“Kami harapkan semua petani padi bisa mendaftar sebagai anggota AUTP. Penyuluh bisa menjelaskan ke petani harga preminya murah dan sangat bermanfaat,” ujarnya.

Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mencatat pada musim tanam rendeng baru sekitar 1.300 hektare dari 41 ribu hektare areal persawahan areal persawahan didaftarkan asuransi pertanian, untuk itu perlu adanya sosialisasi yang tepat.

“Padahal areal pertanian di Kabupaten Cirebon, terutama bagian utara cukup rawan baik ketika musim hujan maupun kemarau,” kata Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Wasman.

Setiap hujan datang, tambahnya, apalagi ketika masuk puncaknya, maka dipastikan ada yang terendam banjir. Bahkan data untuk musim tanam rendeng sudah ada 5.888 hektare areal persawahan terendam.

“Dari 5.888 hektare, terdapat 3.143 hektare areal persawahan yang puso dan sisanya bisa diselamatkan,” ujarnya.

Akan tetapi kata Wasman, areal persawahan yang puso rerata tidak mengikuti asuransi pertanian, sehingga para petani harus mengeluarkan biaya lagi untuk tanam ulang.

Untuk itu pihaknya juga terus mensosialisasikan kepada para petani, agar mau mengikuti asuransi pertanian, di mana preminya pun tidak terlalu mahal yaitu Rp 36 ribu per hektare.

“Premi murah hanya Rp36 ribu, karena sudah disubsidi oleh Pemerintah Pusat. Namun masih banyak yang tidak mendaftar,” katanya.

Dia menambahkan manfaat asuransi pertanian bagi petani itu sangat banyak, di mana ketika gagal panen maka pihak asuransi akan mengganti per hektarenya Rp 6 juta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *