READSI Bantu Luwu Utara Raih 3 Kategori Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji

oleh -284 views
oleh

LUWU UTARA – Selain produktivitas dan kualitas, program Rural Empowerment Agricultural and Development Scalling Up Initiative (READSI) Kementan juga memberi prestasi bagi daerah. Buktinya, READSI Kementan sukses menghantarkan Luwu Utara sebagai pemenang Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021 Kementerian PAN-RB.

“READSi hadir untuk memajukan daerah. Memantik munculnya banyak inovasi berbasis pengetahuan dan teknologi. Tujuannya untuk kesejahteraan dan kebaikan masyarakat,” ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Pemerintah Daerah Luwu Utara, Sulawesi Utara, dinobatkan sebagai pemenang Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji KIPP 2021 Kementerian PAN-RB, Kamis (29/7). Pengumumannya dilakukan secara virtual oleh Tim Sekretariat KIPP, Tim Evakuasi KIPP, dan Tim Panel Independen KIPP. Dari nominasi yang dinilai, Luwu Utara berhasil mengunci 3 kategori pemenang.

Komposisi ada Top 45 Inovasi Pelayanan Publik dan Top 5 Replikasi Inovasi Pelayanan Publik. Ada juga kategori 5 Pemenang Outstanding Achievement of Public Service Innovation. SYL menambahkan, perubahan harus terus dilakukan untuk memajukan pertanian daerah. Meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian sekaligus.

“Potensi pertanian di daerah sangatlah besar. Hal ini tentunya harus dioptimalkan. Agar produktivitas dan kualitas pertanian meningkat. Untuk itu, perubahan-perubahan terukur harus dilakukan. READSI akan terus memberikan dukungan bagi kemajuan pertanian daerah. Stabilitas ketahanan pangan akan tercapai,” lanjut SYL.

Diganjar penghargaan tingkat nasional, soliditas kuat memang dimiliki pertanian Luwu Utara. Bersinergi dengan READSI Kementan, stakeholder pertanian Luwu Utara pun meluncurkan program Getar Dilan atau *Gerakan* Tanam Sayur di Lahan Pekarangan. Terbukti memberikan beragam manfaat positif, Getar Dilan berhasil masuk dalam Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Terpuji 2021.

Getar Dilan hakikatnya gerakan massal dalam memanfaatkan lahan pekarangan. Dengan sentuhan inovasi, teknologi, dan bantuan saprodi dari READSI, lahan pekarangan di Luwu Utara disulap menjadi mesin ekonomi. Menghasilkan banyak komoditas pertanian dengan nilai ekonomi tinggi. Semakin menarik, konsep ini juga menjadi media ‘ekspresi’ kaum perempuan Luwu Utara.

“READSI memiliki banyak terobosan untuk mengoptimalkan potensi daerah. Sebab, READSI juga sangat fokus dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian di daerah. Ada banyak pelatihan yang diberikan dan penerapannya terbukti positif,” jelas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.

Program Getar Dilan memang program berkualitas. Sebab, proses panjang dan ketat harus dilewatinya sebelum jadi pemenang Top Inovasi Pelayanan Publik Terpuji KIPP 2021. Sebelum jadi pemenang, nominator program diseleksi oleh tim khusus. Penetapannya dilakukan melalui pleno yang dihadiri Tim Sekretaris KIPP, Tim Evaluasi KIPP, dan Tim Independen KIPP.

Pemenang inovasi disusun berdasarkan beberapa klaster instansi. Ada klaster kementerian, lembaga, BUMN, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten. Penetapan status pemenang program lalu dikuatkan melalui Keputusan Menteri PAN-RB Nomor 1.024 Tahun 2021. Dedi memaparkan, inovasi akan terus dihadirkan READSI untuk kesejahteraan rakyatnya.

“Inovasi akan tetua dihadirkan READSI untuk mengoptimalkan potensi daerah. Muaranya tentu kesejahteraan bagi rakyatnya. Salah satu kunci utamanya tetap fokus menguatkan SDM-nya. Pelatihan akan terus diberikan. Kementan juga akan menggelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh. Jadi, petani dan penyuluh di wilayah READSI harus bergabung,” papar Dedi lagi.

Menaikkan kompetensi SDM pertanian masif, Kementan memang menyiapkan pelatihan khusus. Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh dilaksanakan pada 6-10 Agustus 2021. Formatnya digelar online dan offline. Pendaftarannya melalui http://latihanonline.pertanian.go.id/registrasi. Durasi waktu pelatihannya 10 jam per sesi, dengan materi beragam. Ada 3 kelompok pelatihan yang bisa diikuti peserta.

“Insya Allah, inovasi ini akan kami replikasi menjadi sebuah Konsep Pertanian Keluarga Tanpa Warung untuk menjaga keberlangsungan dari inovasi ini,” kata Kepala Bapelitangda Luwu Utara Alauddin.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *