READSI Berdayakan Kemampuan Poktan Buol Tingkatkan Pendapatan dari Sektor Pertanian

oleh -331 views
oleh

BUOL – Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) yang diluncurkan Kementerian Pertanian, mampu membuat petani di Kabupaten Buol tetap produktif. READSI pun membuat petani mampu mendapatkan tambahan pendapatan dengan memanfaatkan hasil pertanian menjadi kue khas Buol, Bagea.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, tujuan jangka panjang READSI adalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga tani miskin di wilayah sasaran Program.

Disamping mengentaskan kemiskinan, Kementan melalui program READSI  terus berupaya agar ketersediaan pangan aman dimasa pembatasan seperti sekarang.

“Pertanian itu sangat strategis, permasalahan didalamnya juga sangat kompleks dan sangat mendalam,  permasalahan terjadi tidak hanya sebatas di produksi, tetapi juga terjadi pada tahapan pascapanen, disinilah kami butuh input dari semuanya, dari para ahli,” tutur Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan pertanian tidak boleh berhenti.

“Pertanian tidak boleh berhenti untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat Indonesia. Begitu juga dengan olah tanah, olah tanam, masa panen, hingga produksi. Karena, masalah pangan adalah masalah yang sangat utama dan mempengaruhi hidup matinya suatu bangsa,” tegas Dedi.

Dedi mengatakan selama pandemi Covid 19, kinerja positif pertanian tidak hanya terukir lewat peningkatan nilai dan volume ekspor pertanian tetapi juga terukir lewat kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, ia meminta berbagai bentuk kinerja tersebut dapat dimaksimalkan melalui upaya bersama membenahi pertanian dari hulu ke hilir.

Jum’at, 16 Juli 2021, tepatnya saat momen pertemuan rutin kelompok tani (Poktan) Momongun, Kecamatan Gadung, Kabupaten Buol mengadakan kegiatan produksi hasil pertanian.

Adapun, hasil pertanian diambil dari hasil pertanian pekarangan Desa Taat ini diolah menjadi kue khas Kabupaten Buol, Kue Bagea.

Fasilitator Desa Program READSI, Saprudin, menjelaskan mengenai hal tersebut.

“Dari Hasil Penjualan Kue Bagea, kami bisa meraih pemasukan untuk poktan Momogun sebesar Rp 630.000,” ucapnya.

Kegiatan pengolahan hasil pertanian ini dibimbing langsung oleh Penyuluh Pertanian Lapangan, Juanda.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *