Sinegitas Kostratani, UPJA dan Poktan di Parigi Moutong Lakukan Percepatan Tanam

oleh -971 views
oleh

Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) baru-baru ini meresmikan gerakan percepatan tanam di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan karena berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan ada beberapa daerah yang akan mengalami kemarau yang lebih kering dari biasanya.

Mentan SYL dalam arahannya menyampaikan bahwa ada beberapa cara yang dilakukan dalam menghadapi hal tersebut, yakni dengan melakukan percepatan penanaman secara maksimal, mempersiapkan lahan-lahan pertanian yang ada sehingga yang sudah panen disiapkan untuk tanam kembali.
SYL pun menegaskan dalam menghadapi pandemi covid-19, pemerintah dan semua pihak terkait harus tetap menjaga ketersedian pangan untuk 267 juta jiwa penduduk Indonesia.

Selaras dengan arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama yang menentukan hidup matinya suatu bangsa, di mana petani harus tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen. Hal ini membuktikan pertanian tidak pernah berhenti ditengah wabah covid-19.

Menyikapi arahan Mentan dan Kepala BPPSDMP, Kelompok Unit Pelayanan Jasa Alat Mesin Pertanian (UPJA) Tani Baru, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah sudah siap untuk melakukan pengolahan lahan sawah agar dapat dilakukan percepatan tanam.

Ketua UPJA Tani Baru, I Wayan Darmawan menjelaskan bahwa saat ini sedang melakukan olah tanah untuk persiapan penanaman padi di lahan seluas 25 Ha dari jumlah lahan yang ada seluruhnya. “Pengolahan untuk persiapan tanam dilakukan karena mengoptimalkan potensi air yang ada di daerah kami, kalau sampai terlambat konsekuensinya gagal panen,” tuturnya.

Kegiatan olah lahan dan tanam padi tersebut didampingi langsung oleh penyuluh pertanian Ni Komang Suardani yang bertugas di Kostratani BPP Sausu, Kabupaten Parigi Moutong. Pengolahan lahan maupun penanaman padi yang dilakukan semuanya mengunakan Alat Mesin Pertanian baik itu traktor roda 4 dan alat tanam Padi (Rice Transplanter). Penggunaan Alsintan tentunya membuat pekerjaan lebih cepat selesai serta jumlah orang yang dibutukan untuk kegiatan tanam tidak banyak, sehingga meminimalkan interaksi orang-orang di lahan dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Sebagai penyuluh yang merupakan bagian dari insan pertanian, kami harus tetap melakukan tugas pokok, yakni mendampingi dan mendorong petani untuk melakukan percepatan taman. Mengingat pandemi covid-19 masih merebak, tentunya kami tidak ingin krisis pangan melanda daerah kami, apalagi musim kemarau sudah dekat, sehingga harus mengoptimalkan sumberdaya yang ada. Semoga apa yang kami lakukan ini dapat memenuhi kebutuhan pangan utama masyarakat bukan hanya lokal bahkan nasional” ujar Ni Komang Suardani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *