SLP akan Berdayakan Petani Tuban

oleh -442 views
oleh

TUBAN – SDM pertanian di Tuban, Jawa Timur akan terus ditingkatkan. Salah satu pemberdayaan SDM pertanian tersebut akan dilakukan dalam Sekolah Lapang Petani (SLP).

Hal tersebut menjadi salah satu poin dalam Pertemuan Bulanan yang dilaksanakan Kamis (28/1/2021). Kegiatan ini diikuti 40 orang.

Selain pemberdayaan petani melalui SLP, kegiatan ini juga mendiskusikan peran dan fungsi kelembagaan HIPPA/P3A, hingga rehabilitasi jaringan irigasi

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan review ini harus dilakukan.

“Salah satu bagian dari kegiatan ini adalah mengevaluasi apa keunggulan dan kekurangan dari pelaksanaan sebelumnya. Dari bahan review itu, kita bisa membuat program ini menjadi lebih baik lagi,” katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah memantau dan mengevaluasi kinerja penyuluh pertanian, kemudian mengevaluasi pelaksanaan kegiatan SLP, mengidentifikasi permasalahan, juga pembahasan permasalahan oleh OPD terkait,” katanya.

Pertemuan Bulanan diikuti 15 Orang Ketua kelompok Tani sasaran proyek IPDMIP, terdiri dari 3 orang dari Kec Soko, 5 orang dari Kec Singgahan, 3 orang dari Kec Senori, 1 orang dari Kec Tambakboyo dan 3 orang dari Kec Bancar.

Hadir juga 11 orang Penyuluh pertanian, yaitu 2 penyuluh dari Kec Soko, 3 orang dari Kec Singgahan, 2 orang dari Kec Senori, 1 orang dari Kec Tambakboyo dan 3 orang dari Kec Bancar.

Selain itu, Pertemuan Bulanan diikuti 9 orang Staf lapangan IPDMIP, 1 orang Konsultan, dan 4 orang Tim DPIU Kabupaten Tuban, juga Kasi Kelembagaan dan Ketenagaan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab Tuban, perwakilan BAPPEDA, Perwakilan Dinas PUPR.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Suyanto, yang juga Kasi Kelembagaan dan Ketenagaan, mengatakan pelaksanaan SLP agar disesuaikan dengan musim tanam dan perencanaan yang disepakati pada rembug awal serta di siapkan lahan Laboratorium Lapang (LL).

“Hal ini sebagai pembelajaran petani selama 1 musim tanam dengan harapan setelah selesai kegiatan SLP petani mau dan mampu menerapkan teknologi yang diajarkan selama SLP di lahan masing-masing,” katanya.

Selain itu, disampaikan jika Kelembagaan HIPPA/P3A dibutuhkan agar mampu mengelola air irigasi sesuai peran dan fungsinya.(Rini/EZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *