Stok Pangan di Rote Ndao Terbantu dengan Panen Raya

oleh -412 views
oleh

NUSA TENGGARA TIMUR – Pandemi covid-19 tidak menyurutkan semangat petani di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, untuk membantu penyediaan pangan. Hal ini dibuktikan dengan panen padi di berbagai kecamatan.

Pada 31 Maret 2021, salah satu anggota Kelompok Tani Donggo, di Desa Oenitas, Kecamatan Rote Barat, melakukan panen seluas 1 ha, sementara potensi panen 20 ha.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pertanian bertanggung jawab memenuhi kebutuhan pangan bagi lebih dari 267 juta jiwa penduduk Indonesia, telah melakukan banyak langkah konkret untuk menjamin kebutuhan pangan masyarakat.

“Covid ini tantangan yang harus kita hadapi selain kesehatan adalah food security, kelaparan akan jadi tantangan terbesar, untuk itu kita harus mampu mempersiapkan sektor pertanian,” ujar Mentan Syahrul.

“Kita akan gulirkan stimulan untuk mendukung pertanian dan ganti mesin penggilingan dengan yang baru agar bisa bersaing dan menambah pendapatan. Permodalan bisa dibantu oleh perbankan,” tambahnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan, virus corona memang meluluh lantakkan aspek kehidupan, termasuk sektor pertanian.

Mulai dari sistem produksi hingga distribusi terganggu. Akibatnya, Dedi menilai mau tidak mau, siap tidak siap, Indonesia harus menyiapkan pangan sendiri, tidak boleh tergantung impor.

“Namun, Indonesia tidak perlu khawatir. Percepatan tanam pun harus dilakukan tanpa henti. Sebagai negara tropis, setiap saat proses pembentukan pangan dapat terus berjalan di Indonesia,” katanya.

Penyuluh di BPP Rusalangga, Kecamatan Rote Barat, Bryan Rudolf, menjelaskan bahwa petani yang panen adalah Filipus Sellu, dengan didampingi penyuluh Semi.

Varietas yang dipanen menggunakan Ciherang, dengan produksi 5,6 ton/ha GKP.

Kalau dari 20 ha diperkirakan masing masing produksinya 5,6 ton /ha nya beranti dalam waktu denkat ini di desa Oetas di kelompok tani tersebut di atas akan panen 112 ton GKP atau 5.676.16 ton beras,” kata Bryan.

Yulia, selaku korwilbin Nusa Tenggara Timur, menilai kalau Varietas Ciherang berpotensi rata rata 6,75-8,13 ton/ha, maka semua teknologi yang memungkinkan diterapkan dengan baik maka produksi sekarang masih bisa ditingkatkan di NTT yang termasuk wilayah IPDMIP.(YTS/EZ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *