Tawarkan Energi Baru, Kostratani Hapus Wajah Suram Pertanian Kota Palangkaraya

oleh -930 views
oleh

PALANGKARAYA – Wajah pertanian Kota Palangkaraya dijamin tidak suram lagi. Energi positif sudah disuntikan oleh Kementerian Pertanian melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani). Program tersebut dipercaya mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Apalagi, Kota Cantik-julukan Palangkaraya-memiliki target sebagai Smart Economy pada 2021.

Pertanian Kota Cantik Palangkaraya dimake over seiring kehadiran Kostratani di sana. Launchingnya dilakukan Jumat (2/10). Sekretaris Daerah Kota Palangkaraya Hera Nugrahayu mengungkapkan, Kostratani menjadi harapan baru di sektor pertanian.

“Kami menyambut gembira aktivasi Kostratani di Kota Palangkaraya. Kostratani menjadi momentum bagus untuk mengawali dan mengoptimalkan segala potensi pertanian di Palangkaraya. Potensinya itu besar, tapi semua belum optimal. Dengan konsep yang ditawarkan, Kostratani sejalan dengan program Smart Economy yang akan diterapkan mulai tahun 2021,” ungkap Hera, Jumat (2/10).

Ditambahkan Hera tantangan lahan gambut atau rawa di Kalteng membuat performa produktivitas pertanian di Kota Cantik terbilang minor. Sektor pertanian berada di urutan buncit sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ditambah dengan program Food Estate di Kalimantan Tengah yang akan merangsang performa pertanian secara menyeluruh.

“Kami berharap besar kepada Kostratani, termasuk Food Estate untuk menaikan performa pertanian secara menyeluruh. Kami pun optimistis bisa memperbaiki kinerja sektor pertanian. Mendorong pertanian menjadi penyumbang pendapatan yang kompetitif bagi daerah. Saat ini posisinya memang paling bawah sebagai penyumbang PAD, padahal kami memiliki potensi lahan yang luar biasa,” lanjut Hera.

Palangkaraya memiliki luas wilayah sekitar 28 Ribu Hektar. Dari jumlah luasannya itu, hanya 3% wilayah yang dimanfaatkan untuk pemukiman dan fasilitas umum. Sisa luas wilayah Palangkaraya masih berbentuk hutan, semak, hingga pertanian. Dengan luas tersebut, ada 270 Ribu Jiwa yang hidup di dalamnya. Mereka terbagi dalam 5 kecamatan dan 30 desa.

“Luas lahan yang masih tersedia memang sangatlah besar. Sebab, lahan untuk pemukiman dan fasilitas lainnya hanya 3%. Luas lahan yang tersedia masih 97% dari 28 Ribu Hektar. Kami berharap dukungan lebih intensif diberikan oleh Kementan, baik melalui Kostratani ataupun Food Estate. Dengan ciri lahan gambut, kami tentu terus mencari potensi komoditi yang bisa dikembangkan di sini,” tegas Hera lagi.

Mengoptimalkan lahan dan mendukung konsep Smart Ekonomi, Kota Cantik memiliki maping komoditi berdasarkan zonasi wilayahnya. Dengan potensi lahan gambut besar, Sebangau pun ditunjuk sebagai sentra pengembangan Padi Rawa. Untuk sentra Hortikultura dan Buah, spot lahan yang ditunjuk adalah Bukit Batu.

Terkait dengan program Food Estate di Kalteng Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan masa depan cerah kini dimiliki pertanian Palangkaraya. Stakeholder di sana harus diapresiasi karena terus bekerja menggenjot potensi wilayahnya. “Dengan Kostratani, target daerah sebagai Smart Economy akan tercapai. Kostratani memiliki sistem yang bagus, dengan konsep digital dan penguatan SDM dan dilengkapi marketplace,” paparnya.

Menjadi tandem bagi Kostratani, konsep Kota Cantik sebagai Smart Economy merupakan turunan dari dimensi Smart City. Dalam Smart Economy, Kalteng juga meletakan konsep perekonomian makro.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyambut baik adanya kemandirian masyarakat, Smart Economy yang memungkinkan petani untuk berkontribusi langsung terhadap daerahnya. Parameter dari konsep ini adalah serapan tenaga kerja dan rendahnya angka kemiskinan.

“Kinerja pertanian Palangkaraya harus didukung terus. Mereka sudah memetakan lahan dan segala potensi komoditinya. Kalau dari luas lahannya, tentu sangat menjanjikan. Palangkaraya harus belajar dari pertanian Bangkok yang dikembangkan dari lahan gambut atau rawa. Kostratani akan mengubah semuanya ke arah lebih baik, apalagi konsepnya sejalan dengan Smart Economy Palangkaraya di tahun depan,” jelas Dedi Nursyamsi.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *