ToT CSA SIMURP di Jateng Dilaksanakan Secara e-Learning di BPP Kostratani

oleh -2,892 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID//JAWA TENGAH – Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Traning on Trainer (ToT) Climate Smart Agriculture (CSA) SIMURP, 03-07 Agustus 2020. Kegiatan ini dilakukan secara e-Learning. ToT dilaksanakan di tiga lokasi, yaitu Kabupaten Purworejo, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Banjarnegara.

Di Kabupaten Purworejo, ToT digelar di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Banyuurip. Sedangkan Kabupaten Purbalingga menggelar di dua lokasi, yaitu BPP Bukateja dan BPP Kemangkon, dan Kabupaten Banjarnegara melaksanakan ToT di Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pertanian cerdas iklim atau CSA proyek SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian.

“CSA SIMURP bisa meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan juga pendapatan petani. Khususnya pada lahan sawah beririgasi,” tutur Mentan SYL.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan tujuan ToT CSA Proyek SIMURP ini adalah Meningkatkan kapasitas SDM petugas/penyuluh (pesertaToT) dalam pelaksanaan proyek SIMURP-CSA.

“Juga mempersiapkan petugas/penyuluh (pesertaToT) untuk melatih calon Training of Farmer (ToF), Mempersiapkan materi dan metode pelatihan ToF dalam bentuk bahan ajar dan Mempersiapkan peserta pelatih, pelatih atau narasumber, fasilitator pelatihan ToF,” jelasnya.

Ditambahkan Dedi Nursyamsi, CSA SIMURP juga mendukung ketahanan pangan berkelanjutan.

“Kegiatan CSA SIMURP sangat positif. Karena mendukung ketahanan pangan berkelanjutan serta mengantisipasi dampak negative perubahan ekstrim iklim global. Yang tentunya mampu meningkatkan produksi pertanian juga pendapatan petani,” tuturnya.

Proyek SIMURP sendiri bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman, meningkatkan produksi, produktivitas tanaman, serta mengurangi efek gas rumah kaca. Output dari proyek ini adalah penerapan pertanian cerdas iklim (CSA), peningkatan intensitas pertanaman, meningkatkan pendapatan petani di Daerah Irigasi wilayah proyek SIMURP.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan Leli Nuryati, mengatakan perubahan iklim global belakangan ini dampaknya sudah semakin nyata. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan suhu udara, naiknya permukaan air laut dan perubahan pola musim hujan dan kemarau yang tidak menentu.

“Bahkan terjadi iklim ekstrim yang menimbulkan bencana banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau, atau terjadinya tanah longsor, meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman serta rusaknya infrastrukur pertanian seperti irigasi sebagai akibat banjir dan tanah longsor,” tuturnya.

Kejadian ini berpotensi mengancam penurunan produktivitas, produksi, mutu hasil pertanian, serta menurunnya efesiensi dan efektifitas distribusi pangan. Muaranya kepada rentannya ketahanan pangan nasional.

“Kita mengantisipasinya dengan tindakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim global melalui kegiatan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) dalam proyek Strategy Irrigation Modernization Urgent Rehabilitation Project (SIMURP),” terangnya.

Leli menambahkan, agar kegiatan SIMURP-CSA berjalan dengan baik, perlu dukungan sumber daya manusia pertanian seperti penyuluh dan petani yang handal. Oleh karena itu, pengetahuan dan keterampilan mereka ditingkatkan melalui ToT CSA SIMURP.

“Kegiatan TOT CSA Proyek SIMURP adalah tindak lanjut dari kegiatan TOM-CSA Proyek SIMURP yang telah dilaksanakan tahun 2019 lalu,” jelasnya. (SWR/NF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *