Wujudkan Pertanian Modern, Kementan Bangun 6 Smart Green House

oleh -482 views
oleh

BOGOR – Kementerian Pertanian dituntut untuk bisa menghadirkan pertanian modern yang berkualitas. Sebab, hal itu akan mendukung prioritas kebijakan pembangunan pertanian berbasis food security atau ketahanan pangan.

Smart Green house merupakan hasil kolaborasi antara Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), dalam hal ini Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan).

Keduanya berkomitmen dalam mencetak job seeker maupun job creator yang mandiri, modern, dan profesional, serta dapat bersaing di era industri 4.0.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, untuk mencapai kemampuan teknis dan manajerial dibidang pertanian, metode pembelajaran pendidikan vokasi melakukan pendekatan teaching factory (TEFA).

Yakni, menerapkan sistem pembelajaran yang dikembangkan semirip mungkin dengan dunia kerja dan dunia industri (DuDi).

“Hal ini sudah menjadi keharusan mengingat tuntutan kemajuan pertanian yang maju mandiri dan modern perlu didukung oleh SDM yang mampu mengelola usaha pertanian berbasis teknologi,” tuturnya.

Syahrul Yasin Limpo juga menegaskan, salah satu kemajuan teknologi pertanian adalah Smart Green House (SGH) yang merupakan sistem pertanian modern dengan memanfaatkan teknologi.

“Teknologi yang diterapkan itu dapat mengatur dan memantau kelembapan tanah dan suhu udara pada greenhouse serta dapat dimonitor melalui smartphone,” jelasnya.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, salah satu upaya peningkatan nilai tambah untuk optimalisasi produksi pertanian adalah melalui upaya pengembangan sarana, prasarana pertanian serta penerapan teknologi yang tepat guna dan sasaran.

“Modernisasi di sektor pertanian menjadi hal yang sangat penting dalam percepatan produktivitas dan produksi pertanian. Pertanian saat ini sudah masuk dalam era industri 4.0 maka penerapan digital dan teknologi tidak dapat diabaikan termasuk dengan disematkannya teknologi smart farming yang sekaligus membangun sentra produksi urban farming melalui teknik green house,” papar Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy mengungkapkan, pihaknya telah selesai membangun 6 unit Smart Green House pada lahan seluas 7.800 m2. Masing-masing bangunan Smart Green House ini berukuran 20 x 20m dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique) yang memiliki 9.063 lubang tanam, sistem DFT (Deep Flow Technique) yang memiliki 9.063 lubang tanam dan sistem Dutch bucket 450 lubang tanam.

“Bangunan Smart Green House ini juga telah dilengkapi dengan Exhause Fan, Evaporating Complete System dan Panel kontrol untuk sensor suhu dan kelembaban,” jelasnya.

Fasilitas lain dalam proyek percontohan bangunan green house ini juga tersedia 1 unit Sumur Tanah Dalam berikut dengan pompa airnya, jalan akses menuju lokasi serta pemasangan instalasi listrik.

“Pembangunan Smart Green House juga sebagai salah satu sarana Agro Eduwisata yang akan dicanangkan Bapak Menteri Pertanian dapat memberikan peningkatan ilmu tentang pertanian modern bagi mahasiswa pertanian, petani milenial dan masyarakat pada umumnya,” terang Sarwo Edhy.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan dengan Smart Green House diharapkan hadir SDM pertanian yang bisa membantu menyiapkan kebutuhan pangan 267 juta jiwa penduduk Indonesia.

“Kita saat ini berbicara mengenai peningkatan produktivitas untuk menjaga ketahanan pangan. Dan pengungkit utama dalam peningkatan produktivitas itu adalah SDM. Oleh karena itu, kualitas SDM pertanian terus kita tingkatkan. Salah satunya melalui Smart Green House di Polbangtan Bogor ini,” tutur Dedi Nursyamsi.

Ditambahkannya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) juga berupaya untuk meningkatkan ekspor serta mensejahterakan petani.

“Untuk mewujudkan pembangunan tersebut maka diperlukan sumberdaya manusia (SDM) pertanian yang professional, berdaya saing dan berwirausaha yang dapat dilakukan melalui pendidikan vokasi pertanian,” katanya.

Menurutnya, pemerintah tengah memfokuskan pelaksanaan program pendidikan vokasi sebagai salah satu langkah untuk mendorong lahirnya SDM yang tidak hanya menguasai teori, tetapi mampu untuk menerapkan ilmunya di lapangan.

“Dalam pelaksanaannya, pendidikan vokasi menerapkan 70% praktikum dan 30% teori. Serta diterapkan juga sistem link and match antara Pendidikan vokasi dengan dunia industri,” urainya.

BPPSDMP sebagai salah satu unit kerja di bawah Kementan, memiliki 7 Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang diharapkan bisa menghadirkan SDM pertanian terbaik. Yakni Polbangtan Bogor, Yogyakarta Magelang, Malang, Medan, Gowa, Manokwari dan Politeknik Pembangunan Pertanian Indonesia (PEPI) Serpong.

Tak hanya itu Kementan juga memiliki 3 Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK PP) Negeri Sembawa, Banjarbaru dan Kupang yang juga siap bertransformasi menjadi Polbangtan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *