Brigade Alsintan Dinilai Sangat Membantu Petani

oleh -1,714 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, JAKARTA – Brigade Alat Mesin Pertanian (Alsintan) yang diprogramkan Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai sangat membantu para petani. Alasannya, untuk meminjam sewa Alsintan dari brigade Alsintan ini banyak keuntungannya.

Salah satunya alsintan combine harvester, merupakan salah satu jenis alsintan yang saat ini dianggap sebagai solusi sebagai upaya efisiensi agroinput.

Manfaatnya juga sangat dirasakan petani di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Saat ini combine harvester merupakan teknologi yang harus digunakan untuk menjawab kendala yang dihadapi, misalnya semakin turunnya tenaga kerja, tingginya upah panen.

Fakta ini diungkapkan Aras, salah seorang petani yang memiliki lahan sawah seluas 4 hektare di wilayah Desa Segumbang, Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Aras menggunakan combine harvester untuk digunakannya dalam tiap panen.

“Untuk panen padi kali ini saya mendapatkan produktivitas yang hasilnya mencapai 6 ton per hektare. Harga gabah kering panen pun cukup baik, yaitu Rp 4.000,” ujar Aras, Selasa (22/1).

Selain mudah, lanjut Aras, biayanya juga cukup murah. Yaitu hanya Rp 9.000 per karung. Itupun operatornya sudah disiapkan oleh Dinas Pertanian setempat. Karena itu, melalui program ini petani akan lebih banyak mendapatkan keuntungan.

“Kita hanya tinggal sewa dan menikmati hasilnya. Karena operatornya juga sudah disediakan. Saat ini tenaga buruh tani semakin sulit didapatkan,” ungkap Aras.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Dadih Permana mengatakan, petani dipersilakan memanfaatkan Alsintan yang tersimpan di Dinas Pertanian atau Kodim setempat. Petani tinggal membuat surat permohonan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di wilayah masing-masing.

“Di Brigade Alsintan tersedia berbagai alat pertanian modern. seperti traktor roda dua, traktor roda empat, transplanter (penanam) dan pompa air serta excavator atau backhoe dan semuanya dalam kondisi baik,” ungkap Dadih Permana.

Menurut Dadih, alsintan tersebut dititipkan Kementan untuk membantu petani dalam rangka mewujudkan swasembada tanam. Terkait mekanisme peminjaman, petani tinggal berkoordinasi dengan Distan atau Babinsa dan membuat surat permohonan yang berisi peminjaman Alsintan melalui Gapoktan.

“Mekanisme peminjaman tersebut untuk memperjelas siapa yang bertanggungjawab atas peminjaman. Silahkan membuat surat melalui Gapoktan. Kalau alsintan yang dimaksud tersedia atau tidak sedang dipakai petani lain, bisa langsung dipakai,” pungkasnya.

Direkrut Alat dan Mesin Pertanian, Ditjen PSP Kementan, Andi Alam Syah menambahkan, Brigade Alsintan dibentuk karena banyaknya Alsintan yang hanya dibiarkan menganggur oleh Petani. Kementan berharap agar Petani memaksimalkan Alsintan.

“Brigade ini menjadi pengelola alsintan agar penggunaannya lebih maksimal. Kami akan mengubah cara penanganan alsintan. Bila di kelompok tidak maksimal, maka pengelolaannya diserahkan ke Brigade,” kata Andi Alam Syah.

Dari sisi biaya, lanjutnya, petani akan lebih hemat. Menurutnya, selama ini petani harus mengeluarkan dana Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta per hektare untuk sewa alsin. Dengan Brigade, petani cukup membayar Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu per hektare untuk biaya bensin dan honor operator.

“Dengan cara ini, saya optimistis produksi akan meningkat. Di sisi lain, pemda juga ikut terlibat dalam pengelolaan bantuan pusat. Pusat memberikan bantuan alsin, daerah kebagian melakukan perawatan,” terang Andi Alam Syah.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *