Bukti Support Bagi Industri Perfilman Nasional, Airlangga Kampanyekan Nobar Bioskop

oleh -501 views
oleh

JAKARTA – Denyut industri perfilman nasional terus diakselerasi. Dorongan pun diberikan pemerintah secara langsung. Menaikan hegemoni industrinya di masa pandemi Covid-19, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan aksi riil kampanye nonton bareng (nobar) di bioskop.

“Industri perfilman nasional harus terus disupport. Caranya, dengan nobar di bioskop. Tidak usah takut karena protokol kesehatan dijalankan secara ketat di bioskop. Jadi penonton dijamin tetap aman dan sehat. CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability) dijalankan secara ketat sesuai standardisasi,” ungkap Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar.

Bukan hanya dalam tatan kebijakan, tapi realisasi juga diberikan oleh Airlangga. Bertempat di Plaza Senayan, Rabu (31/3), Airlangga menggelar nobar. Turut diajak bergabung Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Pengurus DPP dan DPD Partai Golkar, hingga media. Semakin spesial, nobar ini juga digelar serentak di 24 kota di Indonesia.

“Kami turut berpartisipasi dalam pemulihan industri perfilman nasional. Untuk itu, nobar di bioskop dilakukan pada 24 kota. Kami berharap kepercayaan dan minat publik bisa pulih. Mereka kembali lagi menonton film secara langsung di bioskop,” terang Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).

Sama seperti sektor industri lainnya, perfilman nasional juga terkena dampak negatif dari pandemi Covid-19. Ada sekitar 50 Ribu orang yang menggantungkan hidupnya dari industri perfilman. “Untuk menghidupkan industrinya dengan nobar di bioskop. Kami menunggu peran aktif masyarakat lagi. Bagaimanapun, industri film sangat potensial,” jelas Airlangga.

Menjadi bagian industri perfilman, bioskop memiliki posisi vital sebagai mesin penghasil uang. Industri ini juga menjadi ladang pendapatan bagi para pekerjanya. Sebab, pada 2016 ada 2.418 jumlah usaha yang bergerak di sub sektor film, animasi, dan video. Jumlah serapan tenaga kerjanya diperkirakan mencapai 50 Ribu orang pada tahun 2019.

Lebih lanjut, industri perfilman Indonesia mengalami pertumbuhan investasi hingga 20%. Sebab, bisnis ini sudah diangkat dari Daftar Negatif Investasi (DNI) sejak 2016. Imbas positifnya semakin melebar karena Indonesia masuk 10 industri film terbesar di dunia. Catatan ini jadi yang tertinggi di sepanjang sejarah industri perfilman Indonesia.

“Industri perfilman nasional harus diselamatkan bersama. Sekali lagi, tidak perlu ragu untuk datang ke bioskop. Selain CHSE, fasilitasnya menunjang dengan tinggi ruang 6-7 Meter, ada jaga jarak saat menonton, dan tidak bercakap-cakap saat menonton,” tutup Airlangga.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *