Fokus DPD, La Nyalla Tidak Hadir di Forum Ijtima Ulama II

oleh -1,365 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, SURABAYA – Calon anggota DPD RI daerah pemilihan Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti memilih tak menghadiri undangan di forum Ijtima Ulama II di Jakarta, yang dihelat Minggu (16/9/2018). Dirinya lebih memilih fokus dalam persiapan perebutan suara untuk menjadi senator. Demikian disampaikan La Nyalla saat ditanya awak media, Sabtu (15/9/2018) di Surabaya.

“Saya memang diundang. Tapi saya memilih tidak hadir. Saya fokus saja di pekerjaan untuk DPD RI. Lagipula sudah jelas, DPD RI itu harus non-partisan, harus independen, dan bekerja untuk kepentingan provinsi yang diwakilinya. Ijtima Ulama II ini kan untuk kepentingan kontestasi Pilpres. Saya lebih baik fokus di agenda saya untuk calon senator saja,” tukasnya.

Ditambahkan La Nyalla, dirinya memang sempat ingin hadir untuk mempertanyakan hasil keputusan Ijtima Ulama pertama yang memutuskan dukungan kepada pasangan Prabowo dan dua alternatif wakil, yaitu Ustad Abdul Somad dan Salim Segaf Al Jufri. Yang belakangan berubah menjadi Prabowo-Sandiaga.

“Tapi setelah saya lihat, Ijtima Ulama II ini hanya akan diisi dengan penandatanganan pakta integritas saja antara ulama dengan pasangan Prabowo-Sandi. Jadi ya, tidak terlalu penting saya untuk hadir. Lagipula saya bukan ulama, biarlah itu menjadi domain para ulama yang hadir,” tandasnya.

Seperti pernah diberitakan, pada forum Ijtima Ulama pertama, La Nyalla memang sempat menyoal rekomendasi yang dihasilkan. Kala itu, ia mempertanyakan mengapa nama Prabowo yang muncul sebagai capres, mengingat pendekatan yang digunakan di forum itu adalah kaidah fiqih.

Dikatakan La Nyalla saat itu, jelas dalam kaidah fiqih ukurannya adalah keislaman, keimanan dan ketakwaan. Selain keilmuan dan kecakapan lainnya. Sementara saat pembukaan forum itu, Prabowo sendiri mengakui kalau pengetahuan dan pemahaman Islamnya masih kurang. Saat itu saya mempertanyakan, ujarnya.

La Nyalla juga mempertanyakan munculnya nama UAS dan Habib Salim, mengingat dalam Rakornas Persaudaraan Alumni 212 sebelumnya, ada sembilan nama yang dimunculkan sebagai kandidat cawapres. Dan dari sembilan nama itu tidak ada Ustad Abdul Somad dan Habib Salim. “Apalagi sekarang yang jadi cawapres malah nama baru lagi. Juga di luar sembilan nama dan di luar rekomendasi Ijtima Ulama yang lalu,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *