Gunung Mas Agrowisata Manjakan Wisatawan New Normal dengan Kuliner Khas

oleh -855 views
oleh

JAKARTA – Kuliner khas Agrowisata Gunung Mas siap memanjakan lidah wisatawan New Normal. Variannya beragam dengan cita rasa terbaik. Harganya pun sangat ramah. Yang pasti, proses pembuatan higienis. Apalagi, Gunung Mas menerapkan standard tinggi protokol kesehatan. Lokasinya berada di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan udara sejuk menyegarkan.

Aktivitas destinasi Gunung Mas sudah menggeliat sejak Rabu (1/7). Beragam fasilitas terbaik sudah bisa diakses lagi oleh wisatawan. Destinasi tersebut sebelumnya dilengkapi 89 unit kamar yang terbagi dalam 6 tipe. Ada 10 unit Rumah Kayu Pangrango, lalu tipe Pondokan dengan 21 unit. Experience lainnya ada 3 unit Bungalow, 1 Rumah Kelapa, hingga masing-masing 4 unit Kamar Standard dan VIP.

“Ada banyak pilihan fasilitas yang kami tawarkan bagi wisatawan. Suasana liburan pasti makin berkesan dengan beragam sajian kulinernya. Kami memiliki banyak pilihan kuliner khas dengan cita rasa terbaik. Kuliner ini bahkan bisa digunakan sebagai cindera mata,” ungkap Manager Agrowisata Gunung Mas Hikmat Eka Karyadi.

Melengkapi experience wisatawan, destinasi Gunung Mas memiliki beragam koleksi kuliner. Sebut saja Talas Geprek. Memiliki cita rasa nikmat, Talas Geprek juga mengandung beragam manfaat bagi tubuh. Kuliner ini ideal bagi mereka yang menjalani program diet. Dengan bahan baku Talas, kandungannya terdiri dari Kalori, Glukosa, Tiamin, Seng, Tembaga Nabati, dan Vitamin.

“Talas Geprek yang ditawarkan Gunung Mas sangatlah khas. Selain enak, ada banyak manfaat dari jenis kuliner ini. Talas sangat kaya serat dan karbohidrat. Kuliner ini juga aman bagi mereka yang menjalani diet ketat. Pokoknya, kami rekomendasikan Talas Geprek ini,” terang Eka.

Menawarkan olahan Talas pun sesuai dengan ciri khas daerah Bogor secara umum. Destinasi Bogor ini memang terkenal sebagai sentra Talas. Pada 1999, produksi Talas mencapai 17.699 Ton per Tahun. Jenis Talas yang dibudidayakan sekitar 8 varietas. Sebut saja, Talas Paris, Loma Pandan, dan Bentul. Ada juga Talas Lampung, Sutera, Mentega, hingga Ketan.

“Talas Geprek merupakan bentuk inovasi bahan baku Talas. Bogor itu penghasil Talas terbesar. Produksi per tahunnya sangat melimpah. Selain Talas Geprek, bahan baku Talas juga banyak dikembangkan jadi berbagai olahan makanan,” kata Eka lagi.

Selain Talas Geprek, destinasi Gunung Mas juga menawarkan kenikmatan Pisang Goreng Kayu Manis. Bahan bakunya Pisang, Tepung Maizena, Gula, Garam, Tepung Roti, dan Serbuk Kayu Manis. Topping kuliner ini terdiri dari Keju dan Chocho Chips. Sebagai pendampingnya adalah Teh Walini. Kuliner ini bisa dinikmati di Tea Corner atau Tea Cafe.

Untuk teh, wisatawan juga bisa menikmatinya free. Sebab, wisatawan bisa menukarkan tiket masuk ini dengan sebungkus Teh Walini di Kantor Pemasaran. Teh Walini ini sangatlah populer. Selain cita rasa, Teh Walini juga sangat harum. Teh hitam ini diolah dari pucuk-pucuk tanaman teh. Manfaatnya positif bagi tubuh karena pengendali kolesterol, lalu mengurangi jantung koroner, kanker, diabetes, dan stroke.

“Kenikmatan cita rasa kuliner yang dimiliki Gunung Mas akan jadi experience tersendiri. Bahan bakunya khas, seperti Talas Geprek. Semuanya semakin sempurna dengan sajian Teh Walini. Apalagi, udaranya sangat sejuk dengan view eksotis,” papar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Bogor Muliadi.

Secara geografis, Gunung Mas berada pada ketinggian 800 hingga 1.200 mdpl. Anginnya semilir sejuk dengan background hijau perkebunan teh seluas 2.500 Hektar. Semakin lengkap, destinasi Gunung Mas pun menawarkan manfaat Madu. Variannya beragam, seperti Madu Kuning, Hitam, dan Bening. Untuk harganya beragam dan ramah untuk kantong.

“Ada banyak experience yang ditawarkan destinasi Gunung Mas. Selain alam dan fasilitas pendukung, di sini juga terdapat banyak kuliner khas. Cita rasanya pasti enak dengan harga ramah. Bahan bakunya berkualitas karena diolah dari komoditi lokal. Selain alam, pokoknya kuliner di Gunung Mas harus dieksplorasi,” tutup Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Agustini Rahayu.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *