HIPPA Jaya Tirta Contoh Sukses Pengelolaan Irigasi Oleh Petani

oleh -1,849 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, BOJONEGORO – Berkat pompanisasi yang dilakukan HIPPA Jaya Tirta, petani yang berada di wilayah Desa Gedongarum, Kecamatan  Kanor, Kabupaten Bojonegoro mendapat hasil yang memuaskan untuk panen MK 2  tahun 2018 – 2019. Ditambah harga gabah yang tinggi diterima petani yaitu Rp. 4.900 per kg Gabah Kering Panen (GKP), sehingga petani dan HIPPA diuntungkan.

Pasalnya, harga Gabah Kering Panen (GKP) rata-rata Rp 4.900 per kilogram. Setelah semua sawah petani panen, selanjutnya HIPPA melelang Piya’anya (istilah dari pembagian seper/7 atau seper/6 untuk HIPPA). Lelangan ini dilaksanakan di balai desa setempat, Sabtu (2/1/2019) yang ikuti para penebas gabah. 

Kades Gedongarum, Suherman mengatakan, pengelolaan air sawah di desa tersebut dikelola oleh HIPPA yang merupakan bidang usaha BUMDesa. BUMDes desanya baru mempunyai satu unit usaha Pompanisasi HIPPA bernama Jaya Tirta. 

“HIPPA Jaya Tirta mengelola pompanisasi desa Gedongarum seluas 375,38 hektar terdiri dari 4 blok per petak. Sedangkan desa Temu seluas 163,509 hektare terdiri dari 5 blok per petak,” terang Suhirman.

Kades Suherman bersyukur pelaksanaan lelang berjalan lancar. Panitia lelang dan pemenang lelang sama-sama mendapatkan hasil.

Sementara itu, ketua panitia lelang, Parlan mengatakan, hasil lelang musim ini HIPPA Jaya Tirta mendapatkan pemasukan kotor Rp 1.535.000.000 dari penawaran Rp 1.256.000.000

“Petak Desa Gedongarum terjual senilai Rp 1.133.000.000. Sedang petak Desa Temu terjual senilai Rp 402.000.0000. Rata-rata petani masih mendapat hasil panen kisaran 7-8 ton per hektar setelah dikurangi piya’an,” kata Parlan yang juga ketua Kelompok Tani Gangsar itu. 

Melihat kinerja HIPPA yang mandiri ini, Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Mulyadi Hendiawan mengatakan, HIPPA Jaya Tirta adalah contoh sukses kelompok tani Indonesia. Meski hanya mendapatkan stimulus yang sedikit dari pemerintah, mereka mampu mandiri.

“Apa yang dilakukan oleh HIPPA Jaya Tirta ini sangat membantu pemerintah. Mereka juga mensukseskan program ketahanan pangan, karena pada musim kering bisa tanam, dengan memanfaatkan sungai Bengawan Solo,” terangnya.

Revolusi petani semacam ini yang diharapkan semua pihak. Pemerintah pun tidak segan memberikam bantuan alat pertanian, pupuk ataupun program pendampingan yang sifatnya berkala.

“Lahan pertanian yang terletak ditepi sungai harus dioptimalkan. Meskipun saat musim hujan bagai musibah, namun itu dapat disiasati. Wilayah yang selalu tergenangi air harus dicermati, untuk membantu program swasembada pangan dari pemerintah,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *